Selain Riedl, 5 Pelatih Asing Ini Pernah Latih Timnas Indonesia

Peter Withe dan Ivan Kolev menjadi nama yang cukup tenar untuk latih Timnas Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Okt 2016, 07:25 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2016, 07:25 WIB
20160809-24 Pemain Jalani Latihan Seleksi Perdana Timnas Indonesia-Bogor
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Alfred Riedl (kedua kiri) memberi arahan saat latihan seleksi di Stadion Pakansari, Kab Bogor, Selasa (9/8). Indonesia bakal berlaga di AFF Cup 2016, 19 November-17 Desember. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia saat ini menggantungkan harapan besar bersama pelatih asingnya, Alfred Riedl, usai disanksi FIFA. Riedl sendiri bukan nama baru sebagai nakhoda import di tubuh Skuat Garuda.

Banyak yang bilang, timnas Indonesia memang sebaiknya dilatih pelatih asing. Hal ini untuk meningkatkan kualitas bermain dan mengambil ilmu dari sang pelatih.

Namun demikian, kenyataannya tak semua pelatih asing punya prestasi bersama Skuat Garuda. Beberapa dari mereka bahkan hanya bertahan seumur jagung bersama Merah Putih.

Riedl sendiri masuk menjadi pelatih yang prestasinya cukup bagus. Dia pernah membawa Indonesia masuk ke final Piala AFF 2010, sebelum dikalahkan Malaysia.

Selain Riedl, beberapa nama lain pernah menangani Panji Garuda. Untuk itu, Liputan6.com mencoba merangkumnya menjadi lima pelatih saja.

Bernard Schumm

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Bernhard Schumm
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Bernhard Schumm (Foto: Istimewa)

Bernard Schumm

Pelatih asal Jerman ini bisa dibilang jadi salah satu yang gagal total. Dia menangani Skuat Garuda pada SEA Games 1999 lalu.

Timnas Indonesia di bawah Schumm bisa dibilang babak belur kala bergabung di Grup A bersama Thailand, Myanmar, Singapura dan Malaysia. Dari 4 kali bertanding, Dedi Sutrisno dkk kala itu hanya mampu seri 3-3 lawan Malaysia, selebihnya kalah tanpa menang sekali pun.

Setelah digasak Thailand dan Singapura masing-masing 1-3, terakhir malah dipukul Myanmar 0-2 sehingga posisi Indonesia di grup itu hanya juru kunci. Akibatnya sepulang dari Bangkok, pelatih Schumm langsung dipecat.

Positifnya Schumm-lah yang kala itu menemukan bakat Bambang Pamungkas. Dia berani menurunkan Bepe yang saat itu berusia 19 tahun sebagai ujung tombak hingga akhirnya melejit.

Ivan Kolev

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Ivan Kolev
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Ivan Kolev (Foto: Istimewa)

Ivan Venkov Kolev

Nama Ivan Kolev bisa dibilang masih hangat dalam iingatan pencinta sepak bola Tanah Air. Sebab, dia membawa Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2004.

Tentu, lolosnya Indonesia kala itu jadi sejarah. Sebabm dia membawa Skuat Garuda lolos kualifikasi melalui pertandingan yang digelar di luar Indonesia.

Selain itu, pelatih yang pernah menangani Persija Jakarta itu juga mencatatkan rekor setelah mampu membawa Indonesia meraih kemenangan pertama di Piala Asia sepanjang sejarah saat melawan Qatar 2-1 di Tiongkok.

Selain 2004, Kolev juga dipercaya tangani Skuat Garuda pada Piala Asia 2007. Bergabung bersama grup berat macam Arab Saudi, Bahrain, dan Korea Selatan, Indonesia bersama Kolev kembali mengejutkan.

Mereka sukses mengalahkan 2-1 Bahrain, nyaris menahan imbang Arab Saudi, dan beri perlawanan berat Korsel. Namun, dewi fortuna masih belum mau hinggap hingga akhirnya Ellie Aiboy cs gagal melangkah ke babak selanjutnya.

Peter Withe

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Peter Withe
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Peter Withe (Foto: Istimewa)

Peter Withe

Peter Withe juga jadi pelatih yang lumayan diingat oleh publik Tanah Air. Sebab, dia yang mengusung formasi 4-4-2 pertama bagi timnas Indonesia.

Pelatih asal Inggris ini pertama kali menangani Indonesia pada Piala Tiger 2004. Kala itu, Indonesia bergabung di Grup A bersama Vietnam, Singapura, Kamboja dan Laos. Hasilnya positif, bersama Ilham Jaya Kusuma, Withe bawa Garuda perkasa.

Menang 6-0 versus Laos, 3-0 lawan Vietnam, 8-0 kontra Kamboja, serta tahan imbang dengan skor kacamata Singapura, bikin publik Indonesia berharap banyak. Apalagi, kala itu Thailand yang jadi lawan terberat gagal lolos ke semifinal.

Pada semifinal, Indonesia sukses membungkam Malaysia dengan dua leg total 6-2. Sayang, di final Indonesia gagal melawan Singapura setelah kalah 1-3 dan 1-2 di final.

Dia dipecat oleh PSSI setelah gagal total pada Piala AFF 2006. Namun, fomasi warisannya 4-4-2 sangat berarti di Indonesia.

Wim Rijsbergen

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Wim Rijsbergen
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Wim Rijsbergen (Foto: Istimewa)

Wim Rijsbergen

Wim bisa dibilang menjadi salah satu pelatih yang gagal di Indonesia. Penunjukkannya pada 2012 juga banyak menuai pertanyaan. Sebab, dia saja gagal membawa PSM Makassar sukses di LPI kala itu.

Menggantikan Riedl, Wim menangani timnas untuk kualifikasi Piala Dunia 2014. Namun, Indonesia tampil amat mengecewakan kala itu.

Melawan Iran, Bahrain, dan Qatar, Indonesia bak sasaran empuk. Tanpa menang, gawang Indonesia bahkan kebobolan 12 gol dari tiga laga.

Dia juga bikin rekor untuk timnas. Bukan positif, melainkan negatif. Kekalahan 0-10 dari Bahrain menjadi rekor terburuk sepanjang sejarah Tim Merah-Putih di event internasional.

Jacksen Tiago

galleri-timnas3-131028a.jpg
Pelatih Timnas, Jacksen F Tiago berharap pertandingan persahabatan melawan Kirgizstan akan membuat para pemain mengasah dan meningkat naluri killing ball (Liputan6.com/ Helmi Fithriansyah)

Jacksen Tiago

Pada bulan Maret 2013, Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) meminta Jacksen untuk menjadi asisten pelatih tim nasional Indonesia dalam menghadapi Arab Saudi pada babak Kualifikasi Piala Asia AFC 2015. Setelah itu pada bulan april ia resmi ditunjuk oleh PSSI sebagai pelatih kepala.

Awal mula melatih timnas, Jacksen mendapat lawan kuat, yakni timnas Belanda. Kala itu, Indonesia dikalahkan dengan skor 0-3 oleh Timnas Belanda di Gelora Bung Karno.

Meski kalah, Jacksen seperti mengubah permainan Indnesia. Sebab, permainan Skuat Garuda yang diperkuat Boaz Solossa dkk mengalami perubahan sangat signifikan.

"Tim Indonesia bermain dengan semangat yang kuat ditambah dengan dukungan penonton yang luar biasa," kata Pelatih Belanda kala itu, Louis van Gaal.

Namun akibat ketidakjelasan kondisi kala itu, umur kepelatihan Jacksen di timnas sangat pendek. Dia kemudian kembali menangani Persipura Jayapura.

(Penulis: I. Eka Setiawan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya