Liputan6.com, Jakarta - Fase Grup Piala Presiden 2017 memang bakal segera berakhir. Namun, ada fakta-fakta menarik yang masih bisa digali dari lima stadion yang jadi tuan rumah fase grup.
Dalam turnamen pramusim ini, lima stadion memang jadi tuan rumah, yakni Si Jalak Harupat, Ratu Pamelingan Madura, Kanjuruhan, Maguwoharjo, dan Kapten I Wayan Dipta. Semuanya punya sejarah panjang bila ditelusuri.
Baca Juga
Advertisement
Kelima stadion ini masing-masing menggelar enam pertandingan di penyisihan grup Piala Presiden 2017. Punya kualitas rumput yang bagus, plus kapasitas besar menjadi alasan PSSI menunjuk kelimanya.
Tentu, pemilihan 5 stadion ini tidak asal-asalan. Kapasitas dan kualitas stadion menjadi salah satu pertimbangan penting bagi penyelenggara Piala Presiden 2017 untuk memilih stadion-stadion ini.
Untuk itu, Liputan 6.com mencoba menjabarkan fakta-fakta menarik dari lima stadion tersebut. Berikut ulasannya:
Stadion Si Jalak Harupat
Bila Anda melirik Bandung, Stadion Si Jalak Harupat selalu penuh sesak dengan para Bobotoh yang hadir. Ya, Stadion berkapasitas 40 ribu tempat duduk ini jadi kebanggaan masyarakat Kota Kembang setelah Stadion Siliwangi yang jadi markas Persib Bandung sebelumnya.
Stadion ini terbilang cukup mahal. Maung Bandung kabarnya harus mengeluarkan kocek mencapai Rp 150 juta untuk menyewanya dalam satu pertandingan.
Si Jalak Harupat juga terkenal angker. Bahkan, tak ada satupun tim yang sukses menang di sana sejak TSC 2016 lalu. Stadion ini dibuka pada 26 April 2005 lalu.
Persib masih memakai stadion yang sebenarnya homebase Persikab Kabupaten Bandung ini karena Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) belum juga siap.
Advertisement
Stadion Ratu Pamelingan
Ini merupakan stadion yang paling dibanggakan oleh masyarakat Pamengkasan, Madura. Stadion yang terletak di Desa Ceguk ini belakangan selalu jadi kandang Madura United.
Stadion yang sebelumnya bernama Pamengkasan ini berkapasitas 35 ribu penonton dan dibuka pada 18 November 2016 melalui laga persahabatan antara Persepam MU melawan Persebaya Surabaya. Ratu Pamelingan sendiri menggunakan jenis rumput Zoysia Matrella yang diklaim sebagai rumput terbaik untuk lapangan sepak bola.
Disamping itu, stadion yang diresmikan oleh Bupati Pamekasan, Ahmad Syafii tersebut berdiri di atas lahan sekitar 9500 meter persegi dan menghabiskan dana tak kurang dari Rp14 miliar. Stadion ini juga memiliki 4 lampu sorot dengan 306 lux.
Stadion Kanjuruhan
Stadion Kanjuruhan identik dengan Arema FC dalam satu dekade terakhir, meski masih ada stadion lain, yakni Gajayana. Arema sendiri pertama kali menggunakan stadion yang terletak di Kepanjen tersebut sejak 2004 silam.
Markas Singo Edan ini dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya lebih dari Rp35 miliar dan diresmikan 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Ini ditandai dengan pertandingan anyata Arema melawan PSS Sleman kala itu.
Kanjuruhan sendiri masuk kategori B dari FIFA. Artiya sudah cocok untuk menggelar ajang-ajang internasional. Stadion ini juga pernah menjadituan rumah Liga Champions Asia 2011 kala Arema jadi wakilnya.
Uniknya, disekitaran stadion tersedia puluhan kios dan toko yang terbagi dalam 4 sektor. Ada 15 sektor di tribun ekonomi beserta pintu masuknya dan 4 pintu masuk VVIP.
Advertisement
Stadion Maguwoharjo
Stadion ini bisa punya julukan menarik dari beberapa pencinta sepak bola Indonesia, yakni Mini San Siro. Sebab, Maguwoharjo punya empat menara di empat penjuu stadion dengan tangga berputar.
Namun yang paling bagus, seperti halnya stadion di Eropa, Maguwoharjo tak memiliki lintasan atletik. Ini jadi poin positif lantaran penononton akan lebih nyaman dalam menyaksikan pertandingan.
Markas PSS Sleman ini dibuka pada 2007 lalu dan punya kapasitas sekitar 31700. Banyak yang bilang kalau Anda pergi ke stadion ini bakal merasakan atmosfer laiknya di Italia. Betapa tidak, stadion ini bertambah magis dengan aksi dari fans PSS yang selalu jadi sorotan.
Stadion Kapten I Wayan Dipta
Stadion ini belakangan kembali bergelora dengan hadirnya klub Liga 1, Bali United. Bahkan, ketika Bali United datang, beberapa fasilitas diperbaiki. Pada tribun penonton ada tulisan besar bak stadion luar negeri, yakni bertuliskan Bali United.
Markas Serdadu Tridatu ini punya kapasitas berjumlah 25 ribu penonton. Sebelum Bali United, beberapa klub sempat bermarkas di sini, yakni PS Gianyar, Persires Cirebon, dan Bali Persegi FC.
Penamaan stadion ini juga cukup magis. Ya, I wayan Dipta yang punya jasa besar untuk masyarakat Bali. I Wayan Dipta adalah seorang pemuda asal Gianyar dan seorang pejuang kemerdekaan. Setelah kemerdekaan dia memiliki sebuah perkumpulan bernama Pemuda Republik Indonesia (PRI).
I. Eka Setiawan
Advertisement