Liputan6.com, Jakarta - Panitia Asian Games Indonesia (INASGOC) akan mengurangi pemakaian lampu atau teknologi pencahayaan saat upacara pembukaan Asian Games digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 18 Agustus 2018 tahun depan. Hal ini harus dilakukan untuk penyesuaikan kemampuan stadion menahan beban peralatan tambahan selama upacara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa pengurangan teknologi pencahayaan tak bakal mengurangi kemeriahan. Bahkan Gatot yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II INASGOC menambahkan pihaknya akan menghadirkan sederet artis internasional maupun dalam negeri sebagai pengisi acara pembukaan atau penutupan.
"Beban Stadion Utama Senayan kalau pakai lighting sesuai kebutuhan INASGOC itu 50 ton. Bila ingin seperti di Atalanta (Olimpiade), dengan atraksi orang melayang dengan kabel itulah yang 50 ton," kata Gatot usai rapat koordinasi Asian Games di kantor INASGOC pada Sabtu (25/3/2017) sore.
Rapat koordinasi Asian Games 2018 ini dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pengarah serta dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menpora Imam Nahrawi, Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin hingga perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaan Rakyat (PU Pera).
"Pihak PU Pera yang hadir dalam rapat Dirjen Cipta Karya mengatakan kalau kemampuan maksimal SUGBK hanya 30 ton. Ini kan stadion dengan konstruksi tahun 1962. Kalau dipaksakan kan repot. Pak JK arahannya agar kami mengikuti keputusan PU Pera. Tapi tanpa mengurangi kemeriahan," tutur Gatot.
"Pak Wapres juga bilang jangan memaksakan pakai artis terkenal dari luar semua. Mix bisa, artis korea banyak, pengungsi Suriah juga bisa.Yang penting untuk dipertimbangkan adalah memperbanyak layanan internet untuk menekan cost broadcasting," ujar Gatot.