Jelang MotoGP Italia, Marquez Berbagi Kenangan soal Hayden

Marquez mengingat momen saat Hayden baru saja menjadi juara dunia MotoGP 2006.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 30 Mei 2017, 22:20 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2017, 22:20 WIB
Marc Marquez dan Nicky Hayden, MotoGP
Marc Marquez bicara soal Nicky Hayden jelang balapan MotoGP Italia 2017. (Instagram/@marcmarquez93)

Liputan6.com, Scarperia - Pemakaman juara dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden berlangsung haru di Gereja Katedral St Stephen, Selasa (30/5/2017). Upacara pemakaman tersebut dipimpin Pastor Tony dan dibuka dengan menceritakan kenangan-kenangan soal Hayden.

Marquez, pembalap Repsol Honda, juga membagikan kesan-kesannya soal Hayden jelang bergulirnya MotoGP Italia 2017 di Sirkuit Mugello. Ia masih tak menyangka Hayden harus mengembuskan napas terakhirnya akibat kecelakaan.

"Saya ingat sekali, ketika berusia 15 tahun, ia adalah juara dunia MotoGP. Kami ambil bagian dalam sebuah cara bersama dan bahasa Inggris saya sangat buruk. Jadi ia mencoba berbicara bahasa Spanyol. Ia sangat lucu dan santai, memperlakukan seolah-olah saya adalah adiknya," ungkap Marquez, dilansir Crash.

Hayden sendiri memang telah memutuskan pensiun dari MotoGP sejak 2015. Tapi ia sempat kembali ke lintasan MotoGP pada musim 2016. Saat itu ia menjadi pembalap pengganti Repsol Honda menyusul cederanya Dani Pedrosa. Ia melakoni balapan bersama Honda di Aragon dan Australia.

"Kemudian kami berbagi garasi tahun lalu di Australia dan mengadakan pesta besar bersama setelah balapan. Seperti keluarga yang luar biasa, ia sangat menyukai motor, dan ia akan selalu berada dalam hati kami," jelas Marquez.

Komentar Pedrosa

Sebelumnya, Hayden dinyatakan meninggal dunia pada Senin (22/5/2017). Ia sempat menjalani perawatan intensif lima hari di Rumah Sakit Bufailini, Cesena, usai ditabrak sebuah mobil Peugeot saat tengah bersepeda bersama 14 rekannya.

Para pembalap Amerika Serikat mengenang Nicky Hayden dengan cara bersepeda (Foto: Twitter)

"Akhir pekan Mugello akan sangat emosional. Sangat sulit kehilangan teman, terutama yang sangat dekat selama tiga musim sebagai rekan setim. Saya ingat ia tidak pernah menyerah saat mengejar mimpinya untuk memenangkan gelar MotoGP," Pedrosa menimpali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya