Liputan6.com, Sejatinya, Jorge Lorenzo adalah pembalap yang ingin diandalkan Ducati pada MotoGP 2017. Itu karena pengalaman dan kualitas yang dimiliki Lorenzo jauh lebih teruji ketimbang Andrea Dovizioso.
Ya, Ducati tentu tergiur dengan kehebatan Lorenzo yang sudah memenangkan tiga gelar MotoGP bersama Yamaha. Faktanya, justru Dovi yang menyelamatkan nasib Ducati di musim 2017. Berbeda dengan Lorenzo yang justru tampil jauh di bawah ekspektasi.
Advertisement
Baca Juga
Pembalap asal Spanyol itu justru harus menjalani musim terburuknya selama berkarier di MotoGP. Dari 18 balapan, ia hanya meraih tiga podium (Spanyol, Aragon, Malaysia). Alhasil, ia hanya finis di urutan ketujuh klasemen MotoGP dengan koleksi 137 poin.
Sebelumnya, rapor terburuk Lorenzo di MotoGP adalah ketika hanya mendapat 190 poin pada musim 2008 atau debutnya bersama Yamaha. Meski begitu, Dovi tetap menilai kehadiran Lorenzo di Ducati memberikan dampak positif.
"Bersamanya lebih mudah membuat para mekanik memahami situasi. Masalahnya adalah meyakinkan para mekanik dan mendorong mereka untuk bekerja dalam arah tertentu. Dengan kehadiran Lorenzo ada sesuatu yang muncul, apa yang saya katakan diulang Lorenzo," kata Dovi, dilansir Tuttomotoriweb.
Penilaian Dovi
Berbeda dengan Lorenzo, Dovi justru menjalani musim yang begitu luar biasa sepanjang kariernya. Sejak naik kelas MotoGP pada musim 2008, pembalap asal Italia itu tak pernah dianggap sebagai salah satu kandidat juara.
Satu-satunya prestasi yang bisa dibanggakan adalah ketika finis di urutan ketiga klasemen musim 2011 bersama Honda. Itu pun tertinggal cukup jauh dari Casey Stoner yang tampil sebagai juara dunia. Usai hijrah ke Ducati, pembalap asal Italia itu makin tersisih dari barisan depan. Maksimal ia hanya bisa menempati urutan kelima klasemen.
Karenanya, banyak yang terheran-heran dengan aksi pembalap berusia 31 tahun itu pada MotoGP 2017. Secara keseluruhan, ia sanggup meraih delapan podium yang delapan di antaranya adalah kemenangan.
"Orang-orang mengira Ducati telah membuat langkah bagus, tapi tidak persis seperti itu. Untuk memahami kualitas pembalap, Anda harus melihat hasil pembalap kedua dan ketiga. Jika yang satu memiliki lebih dari 124 poin lebih dari yang lain, Anda tak melihat potensi yang sebenarnya dari motor. Itu berarti pembalap yang membuat perbedaan," ungkapnya.
Advertisement
Rapor Lorenzo di Setiap Musim
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin