Ismed Sofyan Ungkap Rahasia di Balik Kebangkitan Persija

Liputan6.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Ismed Sofyan.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 20 Feb 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 20:40 WIB
Piala Presiden 2018 : Persija Jakarta Vs Mitra Kukar
Ismed Sofyan menceritakan banyak kisah selama bermain di Persija Jakarta. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Loyalitas Ismed Sofyan untuk Persija Jakarta tidak perlu diragukan. Pemain asal Aceh ini selalu mengenakan pakaian dengan lambang Monas di dada selama 16 tahun terakhir.

Bersama Bambang Pamungkas, Ismed menjadi saksi pasang surut prestasi Persija. Sudah 17 tahun lamanya tim berjuluk Macan Kemayoran ini tidak lagi mampu meraih trofi sebuah kejuaraan bergengsi.

Tapi, keadaan perlahan berubah seiring kedatangan Stefano Cugurra Teco sebagai pelatih pada musim lalu. Arsitek asal Brasil itu didapuk untuk menaikkan kembali pamor Macan Kemayoran setelah terpuruk pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.

Pada Maret 2017, Gede Widiade mencaplok Macan Kemayoran setelah mengambil saham mayoritas dari Ketua Umum Persija, Ferry Paulus. Ismed Sofyan cs. kini memiliki lapangan latihan, mess, dan bus yang tetap.

Setelah sempat tercecer di papan bawah pada awal musim, Persija mengakhiri kompetisi 2017 dengan manis. Armada Teco menduduki peringkat empat sekaligus menggondol satu tiket untuk Piala AFC 2018. Bermain di kompetisi Asia merupakan kali pertama untuk Macan Kemayoran sejak 2001 silam.

Persija menatap kompetisi 2018 penuh dengan keyakinan. Dari tiga turnamen pramusim, dua trofi di antaranya berhasil dibawa pulang ke ibu kota.

Macan Kemayoran berhasil menggondol gelar Boost SportsFix Super Cup dan Piala Presiden 2018. Dari dua perhelatan itu, juru gedor Persija, Marko Simic sukses 12 kali mencatatkan namanya di papan skor.

Ismed menilai, kehadiran Teco dan Gede berperan vital terhadap prestasi Macan Kemayoran. Keduanya merupakan sosok penting kebangkitan Persija setelah mengalami keterpurukan yang berlarut-larut.

Liputan6.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan bek kanan berusia 38 tahun ini. Ismed banyak berbicaran terkait pandangannya terhadap penyerang anyar Persija, Marko Simic, dan pengaruh kehadiran Teco dan Gede. Berikut sajiannya:

Soal Marko Simic

Gasak Bali United, Persija Jakarta Juara Piala Presiden 2018
Ismed Sofyan berbicara terkait performa Marko Simic bersama Persija Jakarta. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Penilaian terhadap kualitas Marko Simic?

Marko Simic pemain yang bagus, dia punya kualitas. Dia juga lama bermain di Malaysia. Lalu datang ke Persija tapi tidak sulit beradaptasi. Terbukti dia menjadi mesin gol untuk Persija.

Siapa penyerang asing terbaik Persija?

Posisi saya harus memberikan assist dan melayani mereka, supaya mereka dapat cetak gol. Seperti Simic ini, tidak terlalu sulit untuk memberikan assist ke dia. Bahkan di bola atas, bawah, saya rasa dia tidak ada masalah. Tapi dibandingkan dengan yang lain, lebih komplit Simic. Dulu mungkin ada Roger Batoum, Emanuel De Porras, sekarang Simic lebih komplit.

Persija kerap menggunakan Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, sebagai homebase alternatif. Seperti apa daya magisnya?

Seperti rumah kedua untuk Persija. Kita telah terbiasa dengan Manahan, setiap pertandingan bermasalah di ibu kota, kita pasti bermain di Manahan.

Tentang Stefano Cugurra Teco dan Gede Widiade

Gasak Bali United, Persija Jakarta Juara Piala Presiden 2018
Ismed Sofyan menilai, Stefano Cugurra Teco selalu mengutamakan filosofi pertahanan yang kuat. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Mengapa di musim lalu Persija seringkali bermain monoton?

Teco lebih mengutamakan soal pertahanan. Dia detail dengan pertahanan. Karena anggapannya, kalau kita tidak kebobolan, kita tidak akan kalah. Itu prinsipnya dia. Syukur-syukur kita bisa counter attack, ada bola mati dan tendangan penjuru kita dapat satu gol, kita bisa menang. Jadi selama dia menangani Persija, dia detail sekali soal pertahanan.

Pengaruh apa yang dibawa Gede Widiade ke Persija?

Yang pasti fasilitas yang memadai. Kita difasilitasi seperti mess, bus, dan lapangan. Dulunya kita, misal, hari ini latihan di sini, besok paginya baru ada kabar lewat grup. Perlu tenaga ekstra juga untuk berlatih dulu. Itu yang membuat kita kesulitan untuk menjadi tim solid. Sekarang kita dengan Pak Gede, kita punya mess, kita punya katering, kita punya fasilitas yang bagus, ada bus. Saya rasa ini keuntungan untuk pelatih memberikan metode latihan dan untuk mempersiapkan kompetisi.

Rencana Pensiun

FOTO: Suporter Persija Rayakan Kemenangan Macan Kemayoran atas PSMS
Ismed Sofyan belum memiliki rencana pensiun. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kenapa betah sekali di Persija?

Pertama kenyamanan. Kedua, di sini juga tidak ada masalah. Ditunjang juga oleh Jakmania yang begitu luar biasa. Itu membuat alasan saya bertahan di Persija.

Soal menolak penawaran Sriwijaya FC pada 2013, bagaimana ceritanya?

Bukan tidak terima. Memang waktu itu Persija mengalami masalah keuangan. Saya hampir bergabung dengan Sriwijaya FC. Sudah deal dengan nilai kontrak bahkan tiket pesawat juga sudah booking. Di last minute, Pak Ferry Paulus menelepon dan meminta untuk bertahan. Saya juga sudah lama di Persija, dan saya putuskan untuk bertahan.

Sampai kapan ingin bermain sepak bola?

Motivasi saya sangat besar untuk bermain sepak bola. Walaupun usia saya yang tidak muda lagi, saya berusaha untuk memberikan yang terbaik seluruh kemampuan. Baik itu di latihan maupun di pertandingan.

Persija dulu punya Hasim Kipuw sebagai back up pada pos bek kanan. Lalu kini ada Marko Kabiay. Bagaimana cara Ismed tetap mempertahankan posisi starter?

Saya tidak menjadikan mereka (Kipuw dan Kabiay) saingan. Saya menjadikan mereka adik saya. Saya mem-back up mereka sebenarnya. Jangan sampai di usia yang sekarang, saya menjadi tumpuan utama dalam tim. Anak muda yang harusnya menjadi tumpuan. Tapi saya kerja keras di latihan, saya kerja keras. Dan alhamdulillah, setiap pertandingan diberikan kesempatan bermain 90 menit. Pola hidup, pola makan, latihan, disiplin, dan ibadah itu sangat penting.

Apa daya tarik Persija di mata Ismed?

Kita membangun tim ini dengan solid. Tidak di dalam saja, tapi di luar juga solid. Kita membangun tim ini sedemikian harmonis, dalam suka maupun duka. Contoh, misalnya, sekarang kita punya 30 pemain. Tidak semua ikut bermain. Tapi setiap ada rezeki yang kita dapat, contoh bonus, itu kita semua harus dapat. Karena saya pikir, semua pemain ingin mencari rezeki di sini. Dengan saling kita berbagi, kebersamaan kita semakin solid. Tukang masak, supir bus, petugas keamanan, itu semua kebagian (bonus). Itu kita planning, bahkan kalau ada sisanya kita sumbangkan ke masjid atau panti asuhan.

Musim Depan

Gasak Bali United, Persija Jakarta Juara Piala Presiden 2018
Presiden Jokowi menyerahkan Piala Presiden kepada Kapten Persija Jakarta Ismed Sofyan usai laga final melawan Bali United di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/2). Persija menang 3-0 atas Bali United. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Setelah juara Piala Presiden, bagaimana cara Persija supaya konsisten untuk kompetisi 2018?

Kompetisi tidak seperti turnamen. Kompetisi itu panjang, dibutuhkan konsentrasi, fokus, tenaga, dan fisik, karena semua pemain akan dilibatkan di kompetisi. Tidak mungkin saya reguler terus, karena pertandingan banyak. Jadi semuanya fokus dan konsentrasi.

Persija punya banyak pemain muda. Yang sudah sukses ada Rezaldi Hehanussa. Lainnya seperti Nugroho Fatchur Rochman dan Yan Pieter Nasadit segera menyusul. Bagaimana cara mereka supaya dapat mengikuti jejak Rezaldi?

Kalau saya rasa, itu berpulang kembali ke anaknya. Kalau saya bicara sekarang lebih detail, saya tidak bisa. Mau tidak mereka untuk bekerja keras, mau tidak mereka untuk berlatih lebih keras dibanding yang lainnya. Lalu, ada kepercayaan dari pelatih untuk memberikan mereka bermain.

Jakmania dari tahun ke tahun seperti apa?

Yang pasti Jakmania sekarang lebih dewasa. Mereka bisa introspeksi diri dari kesalahan di masa lalu. Ditambah juga, mereka banyak mendapat imbauan dari ketua umum dan koordinator wilayah (korwil). Saya rasa itu sangat membantu mereka, karena, sedikit kesalahan yang mereka bikin, berdampak kepada Persija. Mereka harus menyadari itu. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit, mereka sudah menyadari itu. Dan sekarang mereka kebih kreatif mendukung Persija.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya