Liputan6.com, Jakarta Tim Movistar Yamaha untuk sementara waktu tampaknya sedang mengalami masa sulit. Dari empat balapan yang telah dijalani musim ini, Valentino Rossi dan Maverick Vinales hanya sekali naik podium.
Rossi menandai podium ketiga pada seri perdana di Sirkuit Losail (Qatar). Sementara Vinales merebut podium kedua di Austin. Catatan minor itulah yang menempatkan mereka berada di posisi keenam dan ketiga pada klasemen sementara pembalap MotoGP musim ini.
Advertisement
Baca Juga
Sungguh aneh jika melihat perjalanan tim pabrikan Yamaha. Pasalnya, mereka seakan kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada kuda besi YZR-M1. Ini berbanding terbalik dengan tim pabrikan lain, seperti Honda, Ducati, dan bahkan Suzuki.
Situasi semakin diperburuk dengan hengkangnya tim satelit Tech 3 di musim depan setelah 20 tahun berkolaborasi dengan mesin Yamaha. Lin Jarvis selaku Direktur Yamaha dianggap sebagai biang keladi perpecahan ini terjadi.
Hal ini terkait perekrutan yang dilakukan Jarvis dengan membawa Vinales bukan Johann Zarco. Akibatnya, tim pabrikan Yamaha sudah puasa kemenangan selama setahun dan ini disebabkan oleh kualitas motor.
Keputusan Tepat
Terlepas dari hal itu, Jarvis tetap menganggap bahwa keputusannya membawa Vinales tepat. "Bagaimanapun, pada tahun 2018 kami kembali ke desain sasis yang serupa dengan konsep 2016. Dan Zarco memiliki sasis yang sama dengan tim pabrik. Dia memiliki pembaruan Aero dan memiliki mesin terbaru. Spesifikasi motor pada dasarnya identik dengan mesin pabrik," tutur Jarvis seperti dikutip dari Speedweek, Sabtu (12/5/2018).
"Perbedaan dalam kinerja balapan bergantung pada pembalap dan pada hal ini mengenai gaya mengemudi dan pendekatan mentalnya. Terkadang lebih baik jika pengemudi tidak memiliki pilihan yang beragam. Karena jika Anda tidak memiliki pilihan yang beragam, Anda akan mengurus kesempurnaan motor yang ada dengan sarana yang Anda inginkan. Namun motor yang dimiliki Zarco sangat kompetitif," jelas Jarvis.
Advertisement
Peranan Penting
Rossi dan Vinales lantas kompak menyuarakan bahwa sasis memainkan peranan penting pada kegagalan balapan. Selain masalah itu, perangkat elektronik juga menjadi faktor penyebab masalah ini muncul. Pasalnya, tim Honda dan Ducati telah berinvestasi lebih banyak di perangkat ini.
"Saya pikir itu bukan sasis atau elektronik. Saya pikir ini adalah kombinasi keduanya. Katakanlah sasis adalah kunci utama motor. Kami mengambil arah yang berjalan dengan baik. Itu sebabnya tes musim dingin 2016/2017 berjalan dengan sangat baik. Kami terus menetapkan waktu terbaik dan memenangkan empat balapan hingga 2017. Itulah kenyataannya. Apakah kita membuat pilihan yang salah untuk sasis? Sulit untuk dikatakan. Jika elektronik kami sudah lebih maju pada 2017, mungkin kami akan mencapai musim yang jauh lebih baik tahun lalu."
Ia menambahkan, "Sekarang kami telah kembali ke sasis yang kedua pengemudi merasa menawarkan manfaat turnaround, mereka merasa lebih nyaman serta lebih percaya diri. Tetapi kami tahu bahwa kami juga perlu meningkatkan paket elektronik."
Namun begitu, Jarvis mengatakan, pihaknya telah membuat beberapa kemajuan kecil dalam beberapa balapan terakhir. "Namun kita tahu bahwa kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," tukas Jarvis. (David Permana)