Liputan6.com, Moskow - Brasil dan Argentina menjadi tumpuan Amerika Selatan untuk mengakhiri dominasi Eropa pada Piala Dunia. Jika mau melakukannya, kedua negara tersebut harus mengandalkan kekuatan masing-masing.
Kepala Kelompok Studi Teknis FIFA, Carlos Alberto Parreira, memberikan penilaian tersebut jelang Piala Dunia 2018 di Rusia, 14 Juni hingga 15 Juli mendatang.
Advertisement
Baca Juga
"Jika mau melihat tim non-Eropa, maka kesempatan terbesar dimiliki Brasil dan Argentina. Brasil memiliki lini depan terbaik dengan (Philippe) Coutinho, Neymar, Gabriel Jesus, (Roberto) Firmino, dan (Douglas) Costa," kata Parreira dikutip situs resmi FIFA.
"Tidak ada tim selain Brasil yang punya daya serang sebesar itu. Sedangkan Argentina sedikit diremehkan karena buruk pada kualifikasi. Tapi mereka punya tradisi dan pemain terbaik dunia (Lionel Messi)," sambungnya.
Italia, Spanyol, dan Jerman memenangkan tiga edisi teranyar Piala Dunia untuk menambah koleksi tim Eropa pada rivalitas dengan Amerika Selatan. Dengan begitu, Eropa kini sudah menjadi juara 11 kali, unggul dua titel atas Amerika Selatan.
Butuh Keseimbangan
Selain ketiga negara tersebut, Eropa juga berkibar berkat Italia, Inggris, dan Prancis. Sementara Brasil, Argentina, dan Uruguay mengharumkan Amerika Selatan.
"Tentu, banyak elemen diperlukan jika mau juara. Butuh keseimbangan dalam tim," ungkap Parreira.
Advertisement
Capaian Kawasan lain
Tidak ada juara Piala Dunia dari luar dua kawasan tersebut. Capaian terbaik Amerika Utara dicapai Amerika Serikat dengan menduduki peringkat tiga 1930.
Korea Selatan membuat Asia bangga setelah masuk semifinal 2002. Sedangkan Afrika mencapai perempat final bersama Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010).