Porsi Latihan Persebaya Tidak Berkurang Selama Ramadan

Intensitas latihan Persebaya Surabaya selama bulan Ramadan tetap sama dengan hari biasa, yakni berlangsung selama 90 menit.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 09 Mei 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 10:30 WIB
Latihan PSMS Medan
Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Surabaya - Persebaya Surabaya terus bersiap menghadapi Liga 1 2019 walau sudah memasuki bulan Ramadan. Meski mayoritas pemain berpuasa, porsi latihan yang diberikan tidak akan berkurang.

Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman memastikan intensitas latihan sama dengan hari biasa. Latihan akan tetap digelar 90 menit. "Hanya jam latihan saja yang diganti," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu.

Biasanya, Green Force berlatih mulai pukul 15.30 WIB. Tapi selama bulan Ramadan, latihan baru dimulai pukul 16.00 WIB. Latihan akan tuntas pada pukul 17.30 WIB atau tepat saat waktu berbuka puasa.

Meski intensitas latihan Persebaya tetap tinggi, Djanur yakin hal itu tidak akan jadi masalah. "Saya rasa pemain bola sudah terbiasa dengan kondisi itu," tambah pelatih 60 tahun itu. 

Jadwal Padat

Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya menjalani training camp di Bali. (Dok Persebaya)

Djanur punya alasan mengapa intensitas latihan tetap tinggi. Sebab, Persebaya akan melakoni jadwal sulit pada laga pembuka Liga 1 2019.

Green Force akan bertandang ke Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, menantang Bali United, Jumat (17/5/2019). Djanur melihat Bali United adalah tim yang patut diwaspadai.

"Dari materi saja hampir semua pemain bintang. Kemudian pelatih baru, pasti ada semangat baru," ujarnya.

Latihan sore rencananya dijadikan jadwal utama selama bulan puasa. "Tapi, tidak menutup kemungkinan ada latihan malam. Karena selama puasa kan jadwal mainnya malam," imbuh Djanur.

 

Tidak Masalah

Gelandang Persebaya Fandi Eko mengaku tidak masalah harus berlatih saat tengah berpuasa. "Meski puasa, Insya Allah masih bisa semangat," kata pemain berusia 28 tahun itu.

Menurutnya, latihan sore memiliki keuntungan. Yang pertama, Fandi bisa fokus beribadah salat tarawih pada malam harinya. "Enaknya juga kan kami bisa langsung buka (puasa) setelah latihan," tuturnya.

Meski begitu, dia tetap siap jika latihan digelar malam. "Karena kalau menurut saya latihan sore atau malam sama nyamannya," ujar Fandi.

Sementara Rendi Irwan memikili pendapat berbeda. Gelandang 32 tahun itu merasa cukup nyaman jika latihan dilakukan pada malam hari. "Karena kondisi kami lebih fresh setelah buka puasa," kata Rendi. "Kalau malam, tenaga kami seakan ada tambahan karena tidak panas seperti sore hari."

Meski begitu, Rendi tetap akan menikmati momen latihan pada sore hari. "Karena intinya latihan sore atau malam, kami harus siap," pungkas Rendi.

Untuk mengetahui berita-berita menarik lainnya klik JawaPos.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya