Liputan6.com, Jakarta Argentina gagal maju ke final Copa America 2019. Mereka tak bisa melaju ke babak selanjutnya setelah dikalahkan Brasil dengan skor 0-2 pada semifinal di Mineirao Stadium, Belo Horizonte, Rabu (3/7/2019) pagi WIB.
Pada laga ini, keajaiban bintang Argentina, Lionel Messi, tak terbukti. La Albiceleste tersingkir dengan cara mengenaskan. Kemungkinan besar Messi bakal benar-benar berhenti dari timnas Argentina.
Advertisement
Baca Juga
Messi selalu dianggap anak tiri oleh Argentina. Dia tidak pernah berhasil mempersembahkan trofi di level senior. Awalnya publik Argentina masih bersabar, lama-lama mereka mengkritik Messi sebagai kegagalan negara.
Pemain berjuluk La Pulga ini sudah memenangkan segalanya Bersama Barcelona. Setiap trofi yang mungkin diraih di level klub sudah pernah diangkat Messi, juga penghargaan individual. Namun, cerita bersama Argentina berjalan sebaliknya.
Messi pernah mencapai tiga final mayor sebagai bintang tim: dua final Copa America dan satu final Piala Dunia. Ketiganya gagal, dan yang paling menyakitkan adalah kegagalan di Copa America 2016.
Usai takluk dari Chile di final Copa Ameritca 2016 lalu, pertama kalinya Messi mengaku ingin menyudahi perjalanan di timnas Argentina. "Bagi saya, timnas sudah berakhir. Saya sudah melakukan segalanya. Rasanya sakit tidak bisa jadi juara," kata Messi dikutip dari BBC.
Dirayu Presiden Argentina
"Sudah empat final, saya sudah mencoba," ujar Messi yang memulai debutnya untuk Argentina pada 2005 silam. "Itu [trofi untuk negara] adalah satu hal yang paling saya inginkan, tetapi saya tidak bisa mendapatkannya, jadi saya kira sudah selesai."
"Ini sangat sulit, tetapi keputusan sudah bulat. Sekarang saya tidak akan mencoba lagi dan tidak akan ada kesempatan kembali," tutup Messi.
Biarpun demikian, pada akhirnya Messi luluh. Presiden Argentina sampai turun tangan merayu. Messi mau kembali mengenakan kostum kebanggaan Argentina. Piala Dunia 2018 jadi momen untuk menuntaskan urusan yang belum terselesaikan.
Advertisement
Pensiun Lagi?
Argentina menatap Piala Dunia 2018 dengan percaya diri. Sang pelatih, Jorge Sampaoli terang-terangan menjadikan Lionel Messi sebagai pusat tim. Setiap pemain yang dibawa Argentina adalah pemain yang bisa disandingkan dengan Messi.
Sayangnya, taktik itu justru jadi masalah. Argentina tampak sangat bergantung pada Messi. Ketika lawan menghentikan Messi, Argentina mati kutu. Langkah La Albiceleste terhenti di 16 besar, bahkan nyaris tidak lolos fase grup.
Usai kegagalan itu, Messi memilih diam. Dia tidak mengumumkan pensiun, tetapi juga tidak mau dipanggil timnas. Sikap diam Messi ini diduga sebagai pesan menyerah. Dia tidak mau lagi membela Argentina.
Kendati demikian, pada akhirnya Messi ikut bermain di Copa America 2019 dengan skuad Argentina yang baru dan lebih muda. Dia kembali jadi pusat tim. Argentina kalah di laga pertama, berjuang lolos dari grup, hanya untuk diusir Brasil dari semifinal.
Sekarang, satu hal yang mungkin dipikirkan Messi adalah: sudah waktunya gantung sepatu lagi?
Sumber: Bola.net