Roberto Carlos Ungkap Sisi Gelap Real Madrid Era Los Galacticos

Para pemain bintang di Real Madrid seperti raja yang bebas melakukan apa saja, termasuk memecat pelatih.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 11 Okt 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 16:00 WIB
Logo dan ilustrasi Real Madrid
Logo dan ilustrasi Real Madrid. (AFP/Christof Stache)

Liputan6.com, Madrid - Roberto Carlos tidak bisa melupakan pengalamannya berseragam Real Madrid. Bagi pria asal Brasil itu, banyak keseruan menjadi bagian Los Galacticos yang membekas hingga saat ini. 

Carlos masuk dalam Los Galacticos era pertama. Saat itu, nama-nama beken seperti Ronaldo, Zinedine Zidane, Robinho, hingga David Beckham pernah satu tim dengannya.  

Dengan materi bertabur bintang ini, Real Madrid di era Carlos sangat disegani. Tidak hanya di pentas La Liga, ketangguhan tim asal Kota Madrid itu juga merajai pentas Eropa. 

Popularitas tentu saja lekat dengan para pemain Los Blancos kala itu. Kemewahan dan berbagai previlige mereka dapatkan dari manajemen. Bahkan menurut Carlos, label bintang yang mereka sandang kala itu membuat pemain sangat berpengaruh di kamar ganti. 

Belum lama ini, Carlos membagi pengalaman unik itu kepada stasiun televisi Portugal, Portugal's Canal 11. Dalam perbincangan itu, Carlos tanpa malu-malu meneritakan berbagai sisi gelap yang pernah dialaminya saat menyandang label Galacticos di El Real. 

  

Pemain adalah Raja

Beckham hingga Roberto Carlos Hadiri Pernikahan Sergio Ramos
Mantan Pemain Real Madrid Roberto Carlos dan istrinya Mariana Luccon berpose saat tiba di gereja menghadiri upacara pernikahan bek Sergio Ramos dan Pilar Rubio di Katedral Seville, Spanyol (15/6/2019). (AFP Photo/Cristina Quicler)

Menurut Carlos, kamar ganti merupakan teritori pemain saat dia masih berada di Real Madrid. Mereka punya kebiasaan sendiri yang tidak satupun bisa mengganggunya. Bagi yang nekat mengusik kebiasaan itu, tidak akan bertahan lama, sekalipun dia adalah pelatih. 

"Saya sangat merindukan hari-hari jelang pertandingan, pembicaraan soal laga, dan suasana di kamar ganti sebelum pertandingan. Itu sebabnya saya melakukan hal yang sama ketika kami berangkat tur dengan para pemain untuk laga eksebisi," kata Roberto Carlos.

Menurut Carlos, tujuh pemain bintang yang ada bersamanya saat itu bebas melakukan apapun yang mereka mau termasuk memecat pelatih yang tidak mereka suka. 

José Antonio  Camacho salah satu korbannya. Pelatih yang direkrut Real Madrid pada 2004 itu hanya berusia 10 hari. Sikapnya yang judes membuat para pemain membencinya. 

"Ruangan pemain adalah ruang keramat. Kami selalu bahagia di sana, kecuali (José Antonio) Camacho yang hanya berusia 10 hari menjadi pelatih kami," cerita Carlos. 

"Dia datang dan menyapa para pemain tanpa senyuman lalu berkata, latihan akan dimulai pukuk 07.00 pagi ketika kami biasa latihan 10.30. Kami sudah mencoba mengatakan kalau kami sudah terbaisa dengan jadwal yang ada, tapi dia mengabaikan itu," kata Carlos. 

 

 

Anggur dan Bir

5 Manfaat Red Wine bagi Kesehatanmu yang Kamu Belum Ketahui
Minum wine satu gelas sehari bakal bikin kamu sehat!

Nasib yang sama juga dialami oleh Vanderlei Luxemburgo. Pelatih asal Brasil itu juga harus angkat kaki dari Santiago Bernabeu karena mencoba mengekang kebebasan para pemain. 

"Hampir sama. Pada pertandingan kedua liga, kami biasa meninggalkan barang-barang di ruangan dan sebelum makan malam kami bisa minum anggur atau bir. Saya masih ingat percakapan dengan Ronaldo saat kami mengatakan kepadanya: Tuan, orang-orang di sini punya beberapa kebiasaan, jangan coba mengubah itu. Jangan ambil anggur dan bir dari kami, sebab itu akan membuatnya berada dalam bahaya," kenang Roberto Carlos. 

"Dia mengabaikan kami dan dia melarang anggur ataupun bir ada di meja makan pada pekan berikutnya. Setelah itu, dia hanya bertahan tiga bulan," beber mantan bek kiri itu. 

Mengerti Pemain

vicente del bosque
Pelatih tim nasional Spanyol, Vicente del Bosque. (AFP/Martin Bureau)

Vicente del Bosque sepertinya paham dengan kondisi Real Madrid. Sebab saat pelatih asal Spanyol itu tiba di Santiago Bernabeu, para pemain bisa menerimanya dengan baik. Tidak seperti Camacho dan Luxemburgo del Bosque sama sekali tidak mengekang pemainnya. 

"Dia itu seperti teman saja. Ketika Anda jadi pemain, Anda tidak butuh aturan. Pemain tahu apa yang perlu dilakukan dan dia sangat mengerti itu. Dia biasa menggelar sesi latihan pada Minggu dan Selasa pukul 17.00 karena dia tahu tidak akan ada yang muncul puku 11.00."

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya