Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) selalu mempunyai kebijakan untuk mencari talenta muda di seluruh Eropa. Musim panas lalu, Dillon Hoogewerf adalah salah satu anak muda yang tiba di akademi Setan Merah. Pemain 17 tahun ditandatangani dari Ajax Amsterdam.
Majalah Belanda Voetbal International memandang remaja itu sebagai salah satu bintang untuk masa depan. Mereka memusatkan perhatian padanya sebagai 'The Future of Oranje'.
Namun, Hoogewerf mengaku tidak mudah baginya untuk meninggalkan Ajax ke MU. "Mereka [Ajax] mengintai saya ketika saya berusia tujuh tahun dan merawat saya di sana. Itu selalu merupakan pilihan sulit yang Anda buat, "katanya, seperti dikutip dari Ajax Show Time.
Advertisement
Hoogewerf kini sebagian besar kariernya telah digunakan untuk tim MU U-18. Tapi, ia juga telah diberi kesempatan untuk mewakili klub Inggris ini di pertandingan lain.
Pemain muda ini mengaku memiliki awal yang sulit untuk hidup di Inggris. Ia juga menjelaskan perbedaan dalam sepak bola antara kedua negara.
Pertandingan Sulit
"Di Inggris lebih kondisional dan lebih fisik. Membela bukanlah kekuatan saya. Jika saya bisa bertarung di sana dan melakukan apa yang saya lakukan di Belanda, maka saya pikir saya bisa menangani kompetisi apa pun, "jelas Hoogewerf.
"Terutama pertandingan yang benar-benar sulit. Berbeda dengan di Belanda. Jika Anda bermain melawan klub dari liga kedua di sana, Anda masih bisa berharap banyak. Jika Anda bermain melawan NAC Breda di sini, kemungkinan Anda akan menang. "
Advertisement
Sudah Tak Sabar
Hoogewerf sekarang telah menetapkan pandangannya untuk segera melakukan debut untuk tim pertama di klub yang bermarkas di Old Trafford sesegera mungkin.
"Saya ingin debut [membuat] saya secepat mungkin. Itu sebabnya saya pergi ke sana. Manchester United datang dengan rencana yang bagus dan niat untuk membuat saya debut pada usia dini, "penyerang Belanda menyimpulkan.