Liputan6.com, Milan - Christian Eriksen didatangkan Inter Milan pada bursa transfer Januari 2020 lalu. Sebenarnya, pemain asal Denmark tersebut sudah masuk dalam daftar belanja Inter Milan pada awal musim 2019/2020.
Eriksen dibeli Inter Milan dengan harga 20 juta euro. Harga tersebut dianggap cukup murah. Sebab, kontrak Eriksen dengan Tottenham tersisa enam bulan dan Inter bisa mendapatkan sang playmaker dengan harga murah.
Selama bermain di Tottenham, Eriksen tampil sangat bagus dan menjadi motor serangan tim. Namun, sejauh ini dia belum menunjukkan performa terbaiknya bersama Inter Milan.
Advertisement
Christian Eriksen saat ini belum menembus tim utama Inter Milan. Dari empat kesempatan bermain di laga Serie A, pemain berusia 28 tahun itu hanya sekali bermain sebagai pemain inti. Itu pun tidak bermain penuh selama 90 menit.
"Eriksen akan menjadi masalah bagi Antonio Conte," ucap Paolo Di Canio dikutip dari Sky Sports.
"Eriksen tidak seperti Diego Costa, yang bisa bertarung dengan siapa saja ketika Anda tidak memainkannya. Dia seperti Eden Hazard: pendiam, dia tidak pernah mengeluh, tetapi sulit untuk melakukan konfrontasi dan jujur," ujar mantan pemain Lazio tersebut.
Bukan hanya secara psikis, Paolo Di Canio juga melihat Eriksen memberi masalah dari sisi taktikal. Gaya bermain Inter Milan dan para pemain yang ada tidak menunjang kemampuan utama Eriksen.
"Eriksen di Tottenham, dia punya peluang melepas umpan berbahaya karena ada orang-orang yang berlari untuknya, di Inter Milan mereka tidak mampu membelinya. Ia tidak melewati lawan dalam pertarungan satu lawan satu, ia tidak memiliki kecepatan," imbuhnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Komentar Capello
Sepak bola Italia menjadi barang baru bagi Christian Eriksen. Sebab, dalam karirnya, Inter Milan menjadi klub pertama Eriksen di Italia. Sebalum membela Tottenham, dia cukup lama bermain di Ajax.
Banyak pengamat menilai Christian Eriksen masih butuh waktu lebih banyak untuk adaptasi dengan gaya sepak bola Italia.
"Sepak bola Italia tidak terlalu cepat tetapi Eriksen tidak pernah punya cepat yang tinggi dalam karirnya," kata mantan pelatih timnas Italia, Fabio Capello.
"Saya pikir dia bisa tampil baik sebagai pengatur permainan, seperti Andrea Pirlo di Juventus dan bukan sebagai pemain sayap. Dia tidak memiliki kecepatan untuk menjadi pemain box-to-box. Dia bisa tampil seperti Marcelo Brozovic dan bukan pemain seperti Arturo Vidal," ucap Fabio Capello.
Sumber: Sky Sports
Disadur dari: Bola.net (penulis Asad Arifin, published 9/3/2020)
Advertisement