Jakarta - Pertengkaran Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney jadi salah satu cerita panas di Piala Dunia 2006. Pasalnya, keduanya merupakan rekan setim di Manchester United.
Kala itu, bermain di Jerman, Inggris bertemu Portugal di babak perempat final. Skuad Inggris tampak lebih baik di atas kertas dengan generasi emas mereka.
Baca Juga
Sejarah Buruk Juara Bertahan Premier League: Man City Bukan yang Mengalaminya Pertama Kali
Meski Sedang Hadapi Masa Sulit di Liga Inggris, Erling Haaland Berharap Para Penggemar Tetap Dukung Man City
5 Bintang yang Berpotensi Tinggalkan Liga Inggris di Januari 2025: Termasuk Jebolan Akademi Manchester United
Nahasnya, Rooney harus meninggalkan pertandingan lebih cepat usai menerima kartu merah atas tudingan menginjak Ricardo Carvalho. Inggris pun kalah dan tersingkir.
Advertisement
Apa yang terjadi pada saat itu? Sebenarnya tidak ada yang salah pada keputusan wasit, tapi reaksi Cristiano Ronaldo dianggap berlebihan.
Tepat setelah Rooney menginjak Carvalho, Ronaldo berlari menghampiri wasit dan memprotes pelanggaran keras tersebut.
Dia dianggap berusaha memengaruhi wasit untuk memberikan hukuman berat pada Rooney. Provokasi ini jelas berhasil, terbukti Rooney dihukum kartu merah.
Kemudian, beberapa saat setelahnya, Cristiano Ronaldo tertangkap kamera mengedipkan mata pada rekan-rekannya di bangku cadangan. Dia seakan-akan gembira sudah memainkan peran terhadap diusirnya Rooney.
Sir Alex Ferguson Jadi Kunci
Tentu insiden itu bisa jadi merusak keharmonisan ruang ganti MU begitu mereka kembali dari Piala Dunia. Namun, Sir Alex Ferguson ternyata bisa bertindak cepat untuk mencegah kemungkinan masalah tersebut.
Hal ini disampaikan langsung oleh Gary Neville, yang turut hadir pada proses mediasi Rooney-Ronaldo  di bawah Ferguson pada saat itu. Untung MU punya pelatih tegas yang tahu cara menyelesaikan masalah.
"Hari pertama kami kembali berlatih, saya dipanggil manajer ke kantor bersama Wayne dan Cristiano. Dia ingin tahu apakah ada masalah, apakah ada kesulitan," buka Neville kepada Sky Sports.
Saat itu, Ronaldo langsung jadi musuh besar Inggris begitu kembali ke Manchester. Dia dianggap bersalah, dianggap jadi penyebab tersingkirnya Inggris karena memprovokasi wasit untuk mengusir Rooney.
"Saat itu seluruh negara menyerang Ronaldo, ruang ganti kami merasakannya mirip seperti kasus David Beckham. Memang ada hubungan spesial antara Timnas Inggris dan MU," lanjut Neville.
"Ketika Beckham kembali ke klub pada tahun 1998, semua pemain di ruang ganti bersatu mendukungnya. Hal yang sama terjadi pada Cristiano tahun 2006, dan itu membantu dia berkembang untuk membuktikan semua orang salah."
Advertisement
Salaman
Menyinggung Beckham, Neville mengacu pada kartu merah yang diterima Beckham kala Inggris dikalahkan Argentina di Piala Dunia 1998.
Untungnya MU punya Ferguson, yang tahu cara mengelola manusia dengan baik. Saat itu, hari pertama kembali berlatih, Fergie bisa membuat Rooney dan Ronaldo kembali bersalaman.
"Itu adalah pagi pertama pramusim kami, mereka bersalaman, tidak ada masalah apa pun. Sejujurnya, Wayne sudah cukup tahu bahwa apa pun yang terjadi di lapangan tetap ada di lapangan," imbuh Neville.
"Cristiano hanya mencoba menang untuk negaranya, Wayne sudah tahu itu, saya pun demikian," tandasnya.
Â
Sumber: Sky Sports
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 2/5/2020)