Liputan6.com, London - Promotor tinju Eddie Hearn menyusun rancangan untuk membuat olahraga adu jotos kembali menarik. Salah satunya dengan mengurangi jumlah gelar.
Hearn ingin meniru promotor tarung bebas UFC. Perkembangan signifikan tarung bebas tidak lepas dari sistem yang mereka terapkan.
Baca Juga
Hanya ada satu pemegang gelar pemegang sabuk di setiap kategori, kecuali sang juara tidak bisa mempertahankannya. Pada saat itu UFC menyediakan gelar interim dengan pemenang kemudian menghadapi sang juara.
Advertisement
Prosedur ini menciptakan iklim persaingan sengit karena terbaik menghadapi terbaik. Tidak ada pula perdebatan siapa yang lebih hebat.
Hal berbeda terjadi di tinju. Ada banyak gelar sesuai empat badan besar yang ada yakni World Boxing Council (WBC), World Boxing Association (WBA), International Boxing Federation (IBF), dan World Boxing Organization (WBO).
"Kondisi ini tidak bagus. Kita lihat model di UFC. Saya ingin hal serupa diterapkan di tinju," katanya, dilansir Sky Sports.
"Butuh pekerjaan berat untuk menjalankan sistem serupa. Tapi kami sedang merancang dan berharap bisa menerapkannya mulai 2021," sambung Hearn.
Saksikan Video Tinju Berikut Ini
Protes Mayweather
Hearn juga bertindak menyusul protes Floyd Mayweather terhadap aksi WBC yang mengizinkan penerapan sistem waralaba terhadap juara. Mayweather menganggap hal tersebut mengurangi makna terhadap kesuksesan pemenang.
"Kita harus mengerti arti pentingnya sabuk juara. Tapi kita juga tidak mungkin melupakan organisasi tinju dunia yang jadi bagian penting sejarah," tandas Hearn.
Â
Advertisement
Hapus Sistem Penantang Wajib
Hearn merupakan promotor juara kelas berat Anthony Joshua, pemegang sabuk kelas bera versi WBA, IBF, WBO, dan International Boxing Organization (IBO).
Dia berharap bisa mempertemukannya dengan juara versi WBC Tyson Fury demi menentukan juara sejati.
Masalahnya, WBO meminta Joshua menghadapi penantang wajib Oleksandr Usyk jika mau mempertahankan gelarnya. "Saya tidak suka sistem penantang wajib karena tidak selalu berarti kompetitif. Kita harus membiarkan sesama petinju terbaik bertanding demi mereka bisa mencapai status legenda," ujar Hearn.