Liputan6.com, Blackburn- Morten Gamst Pedersen bisa merasakan air mata jatuh di pipinya saat mengenang kejadian masa lampau. Kala itu, 4 Mei 2013, Pedersen berdiri di terowongan St Andrew's dan bersiap membuat penampilan ke-349-nya untuk Blackburn Rovers.
Hari itu merupakan hari terakhir pertandingan musim melawan klub Championship Birmingham City. Meski terlihat biasa, pertandingan tersebut rupanya jadi momen tak terlupakan buat pesepak bola asal Norwegia ini.
“Saya tidak 100 persen yakin bahwa saya akan pergi, tetapi saya merasa air mata saya mengalir. Sangat sulit untuk pergi. Terkadang, Anda harus melakukan hal-hal tertentu, tetapi jika itu terserah saya, saya akan (memutuskan untuk) tinggal lebih lama,” ujar Pedersen, dilansir dari SportBible.
Advertisement
Tujuh tahun sejak hari itu, eks pemain Blackburn Rovers ini nampak masih belum mampu melupakan klub yang ia sebut rumah. Bagaimana tidak, Pedersen tercatat menghabiskan sebagian besar kariernya di sepak bola bersama klub tersebut.
"Mereka sangat berarti. Di situlah saya menghabiskan sebagian besar karier sepak bola saya. Kesempatan menjadi seorang profesional di Tromso sangat istimewa, tetapi ketika saya menandatangani kontrak dengan Blackburn, itu benar-benar mimpi yang menjadi nyata,” tuturnya.
Nyaris Tak Dikenal
Melansir SportBible, banyak pihak yang keheranan ketika Graeme Souness memutuskan untuk menandatangani pesepak bola yang nyaris tak dikenal itu dari klub Norwegio Tromso pada musim panas 2004 seharga kurang lebih 1,5 juta poundsterling.
Apalagi, Pedersen masih berusia awal 20-an dan belum memiliki pengalaman di level puncak. Meski demikian, Souness yakin pada bakat sang pemain muda. Souness kala itu berharap Pedersen bakal mampu mencetak gold dan beradaptasi dengan cepat di klub.
"Tempo permainan kami membuat semua orang asing keluar ketika mereka datang karena sangat intens. Tidak ada liga lain di dunia yang sepak bolanya dimainkan seperti di Inggris,” ungkap Souness beberapa waktu setelah merekrut Pedersen, seperti dilansir dari SportBible.
“Ia (Pedersen) akan diminta untuk melakukan hal-hal yang lebih cepat dibanding yang ia lakukan di Norwegia. Kita harus menunggu dan melihat apakah ia bisa mengatasinya. Akan tetapi, saya yakin dia akan bisa menghadapinya," sambung Souness.
Advertisement
Memukau Sir Alex Ferguson
Pada akhirnya, Pedersen berhasil memenuhi harapan Souness. Ia melakukan debutnya di Old Trafford dengan melawan klub yang ia dukung sejak kecil. Penampilannya perdananya di Liga Premier lantas memukau banyak orang, termasuk Sir Alex Ferguson.
Menariknya, bertahun-tahun kemudian, pria asal Skotlandia tersebut mengungkapkan dirinya pernah tertarik merekrut Pedersen sebelum sang pemain bergabung dengan klub di Ewood Park.
“Kami melihatnya bermain dan memiliki beberapa catatan bagus tentangnya. Kami hanya tidak berpikir dia adalah sosok yang kami inginkan saat itu karena kami baru saja merekrut Cristiano Ronaldo dan sudah memiliki Ryan Giggs. Kieran Richardson juga datang (ke Old Trafford kala itu),” ujar sang pelatih legendaris kala itu, dilansir dari SportBible.
"Sering kali Anda melihat pemain yang menarik perhatian Anda, tetapi Anda mungkin kelebihan beban di posisi tertentu (sehingga) Anda tidak melakukan apa-apa," sambungnya.
Kagum pada MU
Di sisi lain, Pedersen tak menampik bahwa dirinya kagum pada Manchester United (MU). Ketika ditanya soal peluang pindah ke raksasa Liga Premier tersebut, Pedersen menjawab dengan jujur kemungkinan yang bisa terjadi.
“Ada banyak rumor. Saya tau mereka (MU) mengikuti saya selama waktu saya di Tromso dan masa terbaik saya di Blackburn. Saya tahu ada beberapa minat, mereka mengawasi saya dari tribun,” tutur Pedersen, dikutip dari SportBible.
“Seberapa dekat (pindah ke MU)? Saya tidak tahu. Itu bisa terjadi jika Giggs tidak bermain selama 200 tahun lagi,” ujarnya.
Advertisement
Percakapan dengan Ferguson
Pederson juga mengingat sejumlah percakapan yang pernah ia lakukan dengan Sir Alex Ferguson. Awalnya Pedersen mengira pelatih legendaris ini adalah sosok yang tak bisa digapai. Namun ternyata, Ferguson adalah sosok yang sangat sopan dan lembut.
“Ketika saya tinggal di Norwegia, saya adalah pendukung berat Manchester United. Saya tidak pernah fanatik, tetapi saya ingat selalu menganggapnya (Ferguson) sosok yang tak tergapai. Saya tidak pernah berpikir saya akan bertemu atau bahkan berbicara dengannya,” kisah Pedersen.
"Hal yang benar-benar mengejutkan saya adalah dia (Ferguson) pria yang baik. Setiap kali saya bertemu dengannya, dia dalam suasana hati yang baik. Saya pikir dia menyukai saya sebagai pribadi. Saya tidak pernah punya masalah dengannya. Dia selalu mengatakan hal-hal baik. tentang saya," pungkasnya.
Tendangan Bebas
Dalam karier sepak bola yang dijalani, Pedersen terkenal dengan kemampuan tendangan bebasnya. Keterampilan tersebut ia peroleh di tempat latihan berkat kerja keras dan dedikasi selama berjam-jam bersama sang pelatih, Kevin Hitchcock.
“Saya hanya memastikan untuk berlatih menggunakan kedua kaki. Saya banyak berlatih, saya percaya diri saat mendekati bola, saya juga tidak takut ketinggian. Mungkin itu alasan saya begitu sukses,” ungkapnya dalam SportBible.
Advertisement
Banyak Dikagumi
Dengan talenta tersebut, tak heran jika sosok Pedersen banyak dikagumi. Laporan SportBible bahkan mengungkapkan bahwa sang pemain tak pernah jauh dari rumor transfer selama waktunya di Ewood Park. Meski demikian, Pedersen berkali-kali menolak tawarn yang datang padanya. Keputusan itu, tak disesali Pedersen hingga kini.
“Saya bisa pergi (dari Ewood Park) berkali-kali. Saya tahu Arsenal tertarik, begitu juga dengan Tottenham. Bahkan di masa ketika Juventus mengalami pengurangan poin, ada pembicaraan (soal hal ini), tetapi gaji menjadi masalah,” tuturnya kepada SportBible.
“Ada begitu banyak spekulasi tentang masa depan saya, tetapi Blackburn selalu memberi saya kesetiaan dengan kontrak baru. Kami memiliki tim yang hebat dan mencapai banyak hal. Aku benar-benar memiliki kenangan indah di klub.”
Penulis: Melinda Indrasari