Erick Thohir Jenguk Legenda Bulu Tangkis Verawaty Fajrin, Dapat Bantuan Rp 350 Juta

Menteri BUMN Erick Thohir meminta Verawaty Fajrin fokus pada upaya pemulihan penyakit kanker paru-paru. Legenda bulu tangkis Indonesia itu mendapat bantuan Rp 350 juta dari BNI.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 23 Sep 2021, 08:38 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 08:33 WIB
Erick Thohir Jenguk Verawaty Fajrin
Menteri BUMN, Erick Thohir menyemangati mantan pebulutangkis putri Indonesia, Verawaty Fajrin yang tengah dirawat di RS Dharmais, Jakarta karena mengidap sakit kanker paru-paru. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta -- Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir memberikan dukungan kepada mantan pebulu tangkis Verawaty Fajrin. Legenda badminton Indonesia tersebut sedang dirawat di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, karena penyakit kanker paru-paru.

Saat menjenguk Verawaty, Erick datang bersama Direktur Utama BNI Royke Tumilaar. Dia berpesan agar Juara Dunia Tunggal Putri 1980 ini fokus pada upaya pemulihan kesehatan sehingga bisa kembali bermain tenis, olahraga yang dilakukannya setiap pagi.

"Cepat sembuh ya, Mbak Vera. Sudah jangan banyak memikirkan yang terlalu berat. Insyallah dibantu oleh BNI dan juga pemerintah atas kesulitan yang dialami," kata Erick di Jakarta, Rabu (22/9/2021), seperti dikutip dari Antara.

"Fokus saja pada pengobatan agar benar-benar bisa pulih dan bisa kembali lagi main tenis setiap pagi."

 

Mengenang momen

Verawaty Fajrin
Legenda bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin, sedang berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya sejak Maret 2020. (dok. Istimewa)

Erick mengenang momen ketika Verawaty ditunjuk olehnya menjadi Ketua Pelaksana Asian Games 2018. Dia juga mendapat kehormatan untuk menyerahkan obor kepada Presiden Joko Widodo di sela-sela peringatan Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2018 di Istana Negara.

Erick mengatakan Verawaty telah berkontribusi dengan membuat bangga bangsa Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Bantuan pemerintah, menurutnya, tidak sebanding dengan pencapaian yang sudah ditorehkan peraih medali emas Asian Games 1978 itu.

Dalam kesempatan itu, BNI yang merupakan sponsor utama cabang bulu tangkis turut memberikan sumbangan uang sebesar Rp 350 juta kepada Verawaty.

 

Bantuan pemerintah

Verawaty Fajrin
Legenda bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin, sedang berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya sejak Maret 2020. (dok. Istimewa)

Verawaty sebelumnya sempat menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Persahabatan. Namun, karena kondisinya tidak membaik sehingga dipindahkan ke Rumah Sakit Dharmais.

Setelah kondisinya kembali membaik, Verawaty sempat pulang ke rumah. Tetapi, beberapa hari lalu kondisi wanita berusia 63 tahun ini kembali memburuk.

Verawaty dilarikan kembali ke Rumah Sakit Dharmais. Namun, mantan juara dunia tunggal putri itu hanya pemegang kartu BPJS Kelas 2 sehingga harus menunggu di ruang transit karena HCU penuh.

Namun, dia kini telah mendapat bantuan dari Kemenpora untuk menjalani perawatan intensif. Semua biaya dan fasilitas yang diberikan kepada Verawaty akan dibantu pemerintah sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo juga memberikan bantuan sebesar Rp 100 jutayang diserahkan langsung Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono di RS Dharmais, Senin, 20 September lalu. "Ibu Verawaty, saya mengantarkan bantuan dari Bapak Presiden (Jokowi). Bapak Presiden menitip salam dan mendoakan untuk kesembuhan Ibu Verawaty," kata Heru.

 

Prestasi Verawaty

Verawaty Fajrin
Legenda bulutangkis, Verawaty Fajrin, mengenang kesuksesannya di Asian Games 1978 ketika turut dalam pawai obor di Banjarmasin. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Verawaty merupakan legenda bulu tangkis Indonesia. Dia pernah merebut 12 medali emas SEA Games sepanjang kariernya.

Dia juga pernah meraih medali emas ganda putri di Asian Games 1978. Verawaty juga tercatat sebagai juara dunia sebanyak dua kali, yakni pada 1980 (tunggal putri) dan 1986 (ganda campuran).

Prestasi itu semakin mengharumkan namanya di pentas dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya