Kisah Angela Rullo, Agen Sepak Bola Wanita yang Sukses Melawan Hinaan

Meski jadi satu dari segelintir agen sepak bola wanita di tengah bidang pekerjaan yang didominasi pria, Angela Rullo berhasil melawan hinaan dan membuktikan kapabilitasnya

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 12:00 WIB
Angela Rullo
Angela Rullo (kanan) ketika menyelesikan transfer pemain kelahiran Angola, Cephas Malele, ke klub Al-Tai. (Instagram/@angelarullo_sportslawyer)

Liputan6.com, Jakarta Angela Rullo merupakan agen sepak bola wanita yang terbilang sukses. Namun, ketika ia berupaya melakukan pekerjaannya dengan menegosiasikan transfer pemain, rupanya terdapat ratusan orang di seluruh dunia yang mencoba menghentikan langkahnya.

Menjadi salah satu dari segelintir agen sepak bola wanita di ranah kerja yang didominasi pria memang membuat Rullo rentan akan sikap skeptisisme. Misalnya dalam transfer salah satu kliennya, Cephas Malele.

Melansir Goal.com, pria kelahiran Angola yang sempat menjadi pemain internasional muda Swiss tersebut baru saja mencetak 18 gol di divisi teratas Rumania. Menyusul raihan tersebut, muncul ketertarikan dari Arab Saudi terhadap sang pemain.

Rullo sejatinya tahu cara menyelesaikan transfer. Akan tetapi, banyak orang justru menyatakan sebaliknya. Sebagian bahkan mengirimkan pesan bernada hinaan. Tak heran jika tekanan di balik transfer pemain menjadi hal yang juga perlu diperhatikan oleh Rullo.

“(Pesan-pesan itu) terkadang menghina saya. Itu sangat sulit, tetapi saya tahu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam sepak bola. Fakta bahwa pemain memercayai saya juga memungkinkan saya untuk bekerja dengan tenang dan benar,” kenang Rullo seperti dilansir dari Goal.com.

Kepercayaan Pemain

Angela Rullo
Agen sepak bola wanita Angela Rullo. (Instagram/@angelarullo_sportslawyer)

Lebih lanjut, Rullo mengungkapkan bahwa beberapa orang berupaya menyerukan pada pemain untuk tidak menandatangani kontrak bersamanya. Namun, kepercayaan dari para pemain menjadi kunci sukses Rullo sebagai seorang agen.

“Orang-orang mencoba memanggil Anda atau menyerukan pada pemain (dengan) mengatakan, ‘Ia wanita bodoh. Mengapa Anda menandatangani (kontrak) dengannya? Ia tak akan membawamu ke mana-mana’. Untungnya, begitu pemain mempercayai agennya, ini menjadi kunci sukses yang sebenarnya,” tutur Rullo.

“Pada akhirnya, saya menunjukkan bahwa saya tidak membutuhkan kerja sama (bantuan) apapun. Saya dapat mengakhiri kesepakatan dengan jaringan kontak saya sendiri,” sambungnya, dikutip dari Goal.com.

Melindungi Kepentingan Pemain

Angela Rullo
Angela Rullo ketika menangani transfer pemain Sylvain Deslandes. (Instagram/@angelarullo_sportslawyer)

Usai membantu Malele bergabung dengan Al-Tai, Rullo kini menjadi agen wanita pertama yang sukses menyelesaikan transfer pemain ke Arab Saudi. Hal tersebut merupakan momen penting yang membuktikan kapabilitas Rullo sebagai penghancur budaya patriarki dalam sepak bola.

Melansir Goal.com, Rullo mengawali kariernya sebagai pengacara olahraga. Ia berpindah haluan menjadi agen sepak bola setelah mempelajari kasus disipliner yang melibatkan perantara. Dengan menjadi agen, Rullo bercita-cita melindungi kepentingan pemain.

“Pemain umumnya menjadi skeptis karena banyak agen yang mengatakan, ‘Saya akan membangun karier Anda,’ dan mungkin mereka tak berhasil melakukannya,” papar Rullo.

Di sisi lain, Rullo hanya berkata pada kliennya bahwa ia mencoba melakukan yang terbaik saat bekerja. Ia juga meyakinkan para pemain bahwa mereka layak menjadi pesepak bola profesional. Hal inilah yang nampaknya membuat Rullo sukses meraih kepercayaan dari klien.

Dari Hukum ke Agen Sepak Bola

Transisi tanggung jawab dari bidang hukum menuju agen sepak bolabukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, wanita Italia ini rupanya tak ingin melihat kesulitan sebagai hambatan.

“Saya lebih suka menginvestasikan waktu dan tenaga saya untuk mencapai tujuan. Jika saya misalnya fokus pada hambatan yang datang karena menjadi wanita di tengah industri dominan pria, saya tidak akan mencapai apapun,” tutur Rullo dilansir dari Goal.com.

“Tentu saja ada banyak orang yang ingin mendiskreditkan saya hanya karena saya seorang wanita. Akan tetapi, saya menyadari bahwa ketika para pemain mulai memercayai saya dan percaya pada pekerjaan saya, tak ada yang bisa menghalangi jalan saya,” pungkasnya.

 

Penulis: Melinda Indrasari

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya