Liputan6.com, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia telah terlaksana sebulan, sejak 6 Januari 2025. Sementara di negara maju seperti Swiss, Jepang, dan negara maju lainnya berlangsung cukup lama, sehingga tak heran kalau banyak yang membandingkannya.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Swiss pun mengungkap program sejenis Makan Bergizi Gratis (MBG). "Program makanan gratis di Swiss kayak gimana sih?" Kata sang kreator konten di awal video yang diunggah di akun TikTok @lifeswitheveee pada 23 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Wanita bernama Evelyn itu kemudian mengatakan bahwa semua orang tahu bahwa program MBG di Indonesia diadakan untuk memastikan semua orang punya akses ke makanan bergizi. Harapannya salah satunya untuk mencegah malnutrisi bagi anak-anak.
Advertisement
"Berbeda dengan di Indonesia, yang dikasih makanan jadi. Di Swiss malah bahan pokoknya guys," bebernya
Bahan pangan itu kemudian akan diolah oleh masing-masing keluarga secara mandiri maupun organisasi yang menerima bantuan. Kebijakan tersebut, menurutnya bertujuan agar masyarakat ikut mengambil peran untuk berkontribusi dan bukan hanya menerima saja.
"Pemerintah dan organisasi di sini tuh juga sangat aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengolah makanan bergizi," sambungnya.
Masyarakat di Swiss, katanya juga difasilitasi kursus memasak, dibuatkan semacam kampanye hingga diberi resep untuk mengolahnya menjadi masakan. Ia menyambung, bahwa hal itu dilakukan Pemerintah Swiss agar program tersebut memiliki dampak yang berkepanjangan.
"Dan nggak semua makanan gratis di sini didanai oleh pajak negara guys, tapi ada satu program nih yang namanya redistribusi makanan surplus dari supermarket lokal," jelasnya lagi.
Â
Sumber Tak Hanya dari Pajak Negara
Hal itu, lanjut dia dilakukan agar tidak ada bahan makanan yang dibuang dan lebi penting jika didonasikan. Sistem tersebut diharapkan juga bisa menghemat anggaran negara, selain itu lebih tidak mungkin untuk adanya korupsi dan orang yang dibantu akan lebih mandiri.
Konten yang disukai oleh lebih dari 87,4 ribu pengguna TikTok tersebut pun mendapat beragam tanggapan. "Di sini kalau dikasih bahan pangan pokok pasti dijual, percaya deh," komentar seorang warganet.
"Indonesia beda SDM jadi menurutku dikasih mateng yang tepat sasaran," yang lain menimpali. Warganet lainnya juga tampak setuju, "Sayangnya SDM kita berbeda, di sini dikasih beras dijual lagi, tuker sama beras kemasan yang daun pandan."
"Orang yang dibantu bakal lebih mandiri, kayaknya ini nggak berlaku deh buat di sini (Indonesia)," sambung yang lain. "Jadinya satu keluarga merasakan makanan gratis," warganet lain tampak setuju.
Advertisement
Warga Swiss Pilih Belanja ke Jerman karena Sembako Lebih Murah
Sebelumnya, Evelyn juga mengungkap soal kebiasaan orang Swiss berbelanja di negara tetangga karena harganya lebih murah. "Orang Swiss belanja bulanannya di Jerman, udah rahasia umum lah kalau di Swiss itu apa-apa emang serba mahal," kata WNI tersebut di akun @livewitheveee pada Kamis, 19 September 2024.
Itu sebabnya, tak hanya pendatang tapi banyak warga Swiss yang suka belanja ke negara tetangga. "Kayak Austria lah, Jerman, Italy, atau Prancis yang harganya tuh emang jauh lebih murah. Tapi semurah apa ya di sana?" sambungnya lagi.
Lalu ia pun mengajak masuk dan berkeliling ke sebuah supermarket besar di Jerman. Ia mendatangi salah satu yang terbesar yaitu Kaufland yang letaknya di Kota Konstanz, salah satu kota perbatasan antara Swiss dan Jerman.
"Di sini tuh kalian bisa lihat banyak banget mobil-mobil yang plat-nya tuh dari Swiss," ungkapnya lagi.
Supermarket tersebut termasuk lengkap dan besar karena tidak hanya menjual barang kebutuhan sehari-hari. Ada juga tanaman maupun perkakas rumah tangga dan mainan untuk anabul (anak bulu).
Berbagai Tanggapan Warganet
Ia mengaku langsung belanja untuk stok selama satu minggu, namun menurutnya khusus daging dibatasi hanya boleh membeli 1 kg per orang. "Nah ini untuk mencegah impor yang berlebihan gaes," katanya.
Secara keseluruhan, harga barang-barang di supermarket tersebut jauh lebih murah, bahkan bisa 30-50 persen dari Swiss. Ia menyontohkan minyak goreng yang di Swiss 4,5 Franc Swiss atau sekitar Rp85 ribu untuk 1 liter, tapi hanya dijual 1,39 Euro atau setara Rp23 ribu.
Lalu kelebihan lainnya saat belanja di supermarket tersebut adalah pencantuman nutri-score untuk mengetahui sesehat apa makanan yang akan dibeli. Setelah selesai berbelanja, kita pun bisa mengklaim pengembalian pajaknya seperti saat belanja di bandara.
Konten yang disukai oleh lebih dari 17,9 ribu pengguna TikTok itu pun menuai beragam komentar. "temenku yg tinggal di France jg bilang, kl org France ke Swiss cuma u/ kerja. Kl plg ya balik lagi ke France krn di Swiss biaya hidup lbh mahal. Tapi manifesting ku bisa tinggal di Swiss biidznillah✨," tulis seorang warganet.
"Jerman emang murahbya gaada obat, kalau jalan2 kemana aku pasti cari Lidl 😂," balas yang lain. "fyi custom di border Basel buka sampai jam 9 malem loh! Aku sering belanja malem ke Rheinfelden and stamp my receipt at 9ish." warganet lain memberi bocoran.
Â
Advertisement