Liputan6.com, Jakarta - Usia adalah musuh setiap atlet. Bertambahnya umur membuat mereka kesulitan menjaga performa di level tertinggi.
Hukum alam ini membuat muncul anggapan usia emas. Pada rentan inilah atlet dipercaya dalam kondisi terbaik sehingga memetik prestasi.
Tentu tetap ada pengecualian. Para atlet ini sukses melawan waktu dan aktif berkompetisi melampaui batas wajar. Di beberapa cabor dengan usia kerap tidak jadi pembeda, salah satunya sepak bola, para atlet ini bahkan bisa lebih tua dari pelatih.
Advertisement
Situasi demikian bisa membuat keadaan canggung. Apalagi jika sang pemain lebih senior dari pelatih dua tim dalam satu pertandingan.
Kazuyoshi Miura bakal sering mengalaminya karena terus bermain memasuki kepala lima. Kelahiran 1967, King Kazu yang memperkuat Yokohama FC sebenarnya berhak mengomeli pelatihnya Takahiro Shimotaira (kelahiran 1971). Begitu pula kala dia meladeni Ehime FC yang ditangani Kenta Kawai (kelahiran 1981) pada November 2019.
Gianluigi Buffon
Dari Italia, Gianluigi Buffon merasakan pengalaman serupa saat membela Juventus. Pada 12 Mei 2021, kiper legendaris kelahiran 1978 ini menghadapi Sassuolo bersama La Vecchia Signora.
Saat itu kedua tim ditangani Andrea Pirlo (Juventus) dan Roberto De Zerbi (Sassuolo). Kedua arsitek lahir tahun 1979.
Â
Advertisement
Naldo
Miura dan Buffon mungkin tidak bakal mengalami ini jika bukan karena tren pelatih muda. Pemilik kebijakan di bangku cadangan pada beberapa tahun terakhir bisa berumur awal 30an.
Julian Nagelsmann adalah salah satu pelatih belia yang bersinar. Lahir Juli 1987, dia sudah bekerja bersama Hoffenheim sejak 2016.
Musim 2017/2018 dan 2018/2019, Nagelsmann menghadapi arsitek muda lain yakni Domenico Tedesco. Sosok kelahiran September 1985 itu menangani Schalke 04.
Dalam dua musim tersebut, ada satu pemain yang turun di lapangan dan lebih tua dari Nagelsmann dan Tedesco. Dia adalah Naldo, bek asal Brasil yang lahir September 1982.
Infografis
Advertisement