Liputan6.com, Jakarta- PSSI baru saja mengumumkan Kongres Luar Biasa atau KLB akan dipercepat. Langkah ini diambil setelah banyak desakan agar KLB digelar usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter awal 1 Oktober lalu.
Keputusan PSSI menggelar KLB diumumkan Jumat (28/10/2022) malam setelah melakukan rapat exco. Karena seluruh anggota exco setuju, ketum PSSI Mochamad Iriawan pun menyetujui dipercepatnya KLB dengan harapan Liga 1 bisa segera bergulir lagi.
"Saya tidak ingin timbul keretakan di bawah. Saya menghindari perpecahan. Selain itu, saya juga tidak ingin ratusan ribu orang yang terlibat dalam sepak bola, tersandera," kata Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan.
Advertisement
Akan dipercepatnya KLB mendapat tanggapan dari Ketua Tim Perumus Statuta PSSI Dali Tahir. Dia mengingatkan bahwa desakan KLB bukan kali pertama dialami PSSI. Kejadian hampir serupa pernah terjadi di masa lalu.
"Model desakan seperti ini bukan yang pertama kali. Ali Sadikin, dikudeta. Lalu, Nurdin Halid (NH) didemo, tidak tanggung-tanggung 11 bulan, 2010-2011. Demo yang jelas-jelas dikoordinir," kata Dali Tahir seperti dilansir Antara.
Dali Tahir pun mengingatkan KLB tidak serta merta membuat PSSI menjadi lebih baik. Berkaca pada pengalaman masa lalu, KLB justru malah bisa membuat situasi menjadi semakin berantakan.
Era Nurdin Halid
Pemilik nama lengkap Gelora Surya Dharma Tahir itu mengenang apa yang terjadi pada zaman Nurdin Halid sampai ada PSSI tandingan sebagai buntut tak gamangnya NH sebagai Ketua Umum PSSI saat itu untuk menggelar KLB.
Namun sayangnya, kata Dali Tahir, KLB PSSI di era Nurdin Halid pun nyatanya tak mengubah federasi sepak bola Indonesia menjadi lebih baik.
"Sedihnya, PSSI tidak juga bisa bangkit. Saya tidak ingin menuding saat ini sama dengan 2010-2011. Tapi, sebagai orang tua yang selama 40 tahun berkecimpung di sepak bola dalam negeri dan luar negeri, hanya mengingatkan PSSI pernah mengalami hal seperti itu," katanya.
Advertisement
Buntut Tragedi Kanjuruhan
"Jika memakai pepatah lama 'Keledai saja tak jatuh di lubang yang sama sampai dua kali'. Artinya, sebodoh-bodohnya orang, ia tak akan mengulang kesalahan sebelumnya," papar Dali Tahir.
Seperti diketahui desakan KLB PSSI mencuat setelah adaya rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Kemudian sudah ada dua klub yakni Persis Solo dan Persebaya Surabaya yang secara resmi bersurat kepada PSSI untuk melakukan KLB.