Bola Ganjil: Tak Masuk Radar Tim Nasional meski Hobi Cetak Gol ke Gawang Lawan

Produktivitas tinggi merupakan modal berharga bagi pemain sepak bola. Berbekal kemampuan itu, mereka bisa menjadi pilihan utama tim, diminati klub besar, hingga dipercaya membela tanah kelahiran.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 13 Feb 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 00:30 WIB
Latihan Calcio Legend
Penyerang Calcio Legend, Nicola Amoruso, berhasil melewati Gianluca Zambrotta saat latihan di SUGBK, Jakarta. Pala laga besok Calcio Legend akan dipimpin oleh Fabio Cannavaro. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Produktivitas tinggi merupakan modal berharga bagi pemain sepak bola. Berbekal kemampuan itu, mereka bisa menjadi pilihan utama tim, diminati klub besar, hingga dipercaya membela tanah kelahiran.

Tapi tidak semua mendapat kesempatan tersebut. Sejumlah nama diabaikan meski rutin mencatatkan nama di papan skor.

Dave Halliday mencetak 211 gol pada level tertinggi sistem kompetisi sepak bola Inggris. Dia juga mencatatkan sejumlah rekor, di antaranya sebagai pemain tercepat yang mencapai 100 gol (101 pertandingan) dan membuat minimal 30 gol dalam empat musim beruntun (1925-1929 di Sunderland).

Halliday juga menunjukkan ketajaman bersama Arsenal dan Mancheester City. Namun dia tidak pernah dipanggil tim nasional Skotlandia.

Masih sosok kelahiran Skotlandia, Hughie Ferguson juga subur di level klub. Statistik menunjukkan dirinya membuat 363 gol dalam 435 pertandingan di liga, plus menjuarai Piala FA. Tapi Skotlandia tidak pernah menggunakan jasanya.

Absennya dua nama tersebut layak membuat suporter Skotlandia bertanya-tanya. Sebab, siapa tahu kinerja timnas berubah dengan kehadiran mereka.

 

Pemain Senasib

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Beberapa nama lain juga diabaikan tim nasional masing-masing. Nicola Amoroso membuat 113 gol di Serie A bersama Reggina, Juventus, Napoli, dan Parma. Tapi dia gagal memperkuat Gli Azzurri.

Ketatnya persaingan bisa jadi alasan mengapa Amoroso tersingkir. Pada usia emasnya, Italia sudah memiliki banyak striker berkelas. Mulai Alessandro Del Piero, Francesco Totti, Christian Vieri, hingga Simone Inzaghi.

Nasib sama pun turut dirasakan Arthur Chandler (203, Inggris), Francois Felix (120 gol, Prancis), Thomas von Heesen (100 gol, Jerman), Joao Lourenco (134 gol, Portugal), Leo van Veen (176 gol, Belanda), Patrick Goots (154 gol, Belgia), serta Manuel Badenes dan Juan Araujo (139 gol, Spanyol).

 

Terbentur Kepentingan

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Beberapa nama lain bernasib kurang beruntung. Delio Onnis menghasilkan 299 gol di Ligue 1 Prancis pada periode 1971-1986). Dia pun menjadi top skor kompetisi dalam lima kesempatan berbeda. Namun, Onnis tidak masuk timnas Argentina yang mengedepankan pemain berbasis liga domestik.

Vinicio juga dikesampingkan Brasil karena menghabiskan mayorias karier di Serie A dengan membuat 155 gol. Padahal dia setia menunggu Selecao.

Buktinya, Vinicio menolak panggilan tim nasional Italia. Dia mendapat paspor Negeri Piza karena lama menetap di sana.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya