Liputan6.com, Jakarta - Terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 disambut suka cita publik sepak bola Tanah Air. Sedari awal maju mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di PSSI, Menteri BUMN ini memang diharapkan mampu membawa perubahan yang menyeluruh di tubuh induk federasi sepak bola nasional.
Ketua Umum Relawan Balad Jokowi Muchlas Rowi mengatakan keterpilihan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI sudah sesuai aspirasi publik. Mantan Sekjen Asprov PSSI DKI Jakarta ini menilai program-program yang ditawarkan mantan pemegang saham terbesar Inter Milan itu lebih realisitis dan menyentuh akar persoalan sepak bola tanah air.
Baca Juga
Erick Thohir menawarkan program pembinaan pemain muda, perbaikan kompetisi berjenjang, peningkatan kualitas wasit dan penggunaan VAR. Maka, wajar saja para voter yang terdiri dari Asosiasi Provinsi, Asosiasi Pemain, Klub Liga 1, 2 dan 3 lebih memilih Erick ketimbang kandidat yang lain.
Advertisement
Seperti diberitakan sebelumnya, Erick Thohir terpilih sebagai ketum PSSI setelah mengantongi 64 suara dari voters. Dia unggul atas kandidat kuat lainnya, La Nyalla Mattalitti yang hanya mengemas 22 suara.
87 pemilik suara
KLB PSSI diikut 87 pemilik suara PSSI. Namun satu suara abstain dan satu lainnya, yaitu PSMS Medan tidak bisa memberikan suaranya karena masalah dualisme kepengurusan.
Komite Pemilihan PSSI sebelumnya mengumumkan lima calon tetap untuk bersaing memperebutkan posisi ketua umum. Mereka adalah Erick Thohir, La Nyalla Mattalitti, Doni Setiabudi, Arif Putra Wicaksono, dan Fary Djemy Francis.
Sayangnya, nama terakhir memilih mundur dari bursa pemilihan dan mengalihkan dukungan ke Erick Thohir sehari sebelum digelarnya KLB PSSI.
"Saya titipkan masa depan sepak bola kita pada 87 voters, pada pak Erick Tohir, juga untuk WaKetum dan Exco terpilih. Saya mendukung pak Erick dengan sederet program pentingnya. Saya juga menaruh harapan besar pada Pak Erick untuk menciptakan generasi emas Indonesia," kata Fary.
Advertisement
Harusnya November
KLB pemilihan sejatinya baru digelar pada November 2023 mendatang. Namun Tragedi Kanjuruhan memaksa PSSI mempercepat agenda ini menyusul rekomendasi tim gabungan pencari fakta (TGIPF).