Liputan6.com, Jakarta Belum genap seminggu sejak terpilih menjadi ketua umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada Kamis (16/2/2023) lalu, Erick Thohir telah mengambil sejumlah langkah sekaligus merancang program penting untuk membenahi sepak bola Indonesia.
Sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu sudah menggelar rapat dengan jajaran anggota komite eksekutif. Ia juga blusukan ke rumah wasit sebagai langkah awal untuk memperbaiki kesejahteraan pengadil sebelum menggunakan teknologi VAR di Indonesia.
Baca Juga
Erick pun sepakat bakal membentuk komite ad hoc suporter dalam rangka pembinaan pendukung sepak bola, ad hoc infrastruktur untuk menyukseskan pembuatan training center Timnas Indonesia, serta Badan Tim Nasional (BTN) guna mewujudkan misi tampil di Piala Dunia.
Advertisement
Mantan presiden Inter Milan nampaknya belum berniat berhenti sampai di situ. Dalam pernyataannya pasca rapat exco PSSI di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (18/2/2023), Erick Thohir juga memberi bocoran soal rencana peninjauan statuta.
Pria berusia 52 tahun tersebut menilai penting bagi federasi sepak bola Indonesia untuk mulai mengatur tata kelola dan membangun integritas. Oleh karena itu, Erick mengeklaim PSSI dan FIFA akan melakukan review statuta dalam beberapa bulan ke depan.
“Sangat penting bagi kami untuk mengatur tata kelola dan integritas. Diskusi soal ini sudah kami lakukan dengan FIFA yang, perwakilannya sempat hadir selama pemilihan (KLB PSSI),” ujar Erick di GBK Arena, Sabtu (18/2/2023).
“Kami berharap dapat mengatur dan melakukan peninjauan statuta antara PSSI dan FIFA dalam beberapa bulan ke depan,” sambung sosok yang mengantongi 64 suara dalam bursa pemilihan ketua umum baru PSSI tersebut.
Dorong Keterwakilan Perempuan
Ini bukan kali pertama Erick Thohir menggaungkan rencana terkait statuta. Sesaat setelah dinyatakan terpilih dalam KLB PSSI, mantan presiden Inter Milan itu sudah mengutarakan niatnya untuk mengusulkan perubahan statuta mengenai keterwakilan perempuan dalam manajemen sepak bola.
Seperti diketahui, statuta saat ini hanya mensyaratkan minimal satu perempuan dalam jajaran anggota exco PSSI. Padahal menurut Erick, aturan di olahraga internasional menyarankan terdapat sekurang-kurangnya 30 persen perempuan dalam susunan kepengurusan.
"Insyaallah itu akan menjadi salah satu dorongan perubahan statuta yang kita harapkan," tutur Erick Thohir setelah dinyatakan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI baru.
“Contoh saja, kalau tadi lihat, salah satu (syarat) pemilihan exco, minimal satu perempuan. Perturan dunia internasional olahraga itu (sekurang-kurangnya) 30 persen perempuan. Artinya apa? Ada yang harus kita perbaiki, bukan salah dan benar.”
“Aturan kan dibuat oleh manusia juga, tetapi ketika terjadi perubahan, ya kita sebagai manusia harus beradaptasi. Itu salah satu contoh yang saya akan usulkan, bahwa keterwakilan perempuan di manajemen sepak bola paling tidak 20-25 persen, bukan hanya satu,” imbuhnya.
Advertisement
Wasit Perempuan
Lebih lanjut, Erick juga mengusulkan adanya wasit perempuan untuk memimpin jalannya pertandingan di Tanah Air. Menteri berusia 52 tahun itu meyakini, keberadaan pemimpin perempuan bakal memberi perubahan signifikan bagi kancah sepak bola Indonesia.
“Wasit, kenapa tidak kita coba wasit perempuan juga? (Padahal), ada polisi perempuan, ada TNI perempuan, kenapa wasit tidak bisa?” tutur Erick di sela-sela KLB, Kamis (16/2/2023) lalu.
“Karena saya yakin, dari pengalaman saya di tempat lain, ketika saya dorong jumlah kepemimpinan wanita, itu perubahannya sangat signifikan,” pungkas sosok yang bakal memimpin PSSI sepanjang periode 2023-2027 itu.