Liputan6.com, Jakarta - Selebram Ajudan Pribadi kembali menjadi perbincangan. Tapi, sayangnya hal yang diperbincangkan soal kasus penipuan yang dilakukannya.
Pria bernama Akbar Pera Baharuddin ini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Jakarta Barat berdasarkan dua alat bukti. Kasus ini berawal saat Ajudan Pribadi menawarkan dua unit mobil melawah kepada korban berinisial AL alias Leo.
Kedua mobil mewah itu ialah Toyota Land Cruser keluaran 2019 seharga Rp 400 juta dan Mercedes-Benz G-Class G63 buatan 2021 senilai Rp 950 juta. Korban tertarik untuk membeli dan pembayaran dilakukan via rekening atas nama tersangka secara bertahap.
Advertisement
Korban mentransfer Rp 750 juta pada 6 Desember 2021 dan Rp 200 juta delapan hari berselang. "Setelah melakukan pembayaran, ternyata mobil tak pernah ada," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol M Syahduddi.
Usai menjalani serangkaian pemeriksaan, Ajudan Pribadi langsung dijebloskan ke penjara. ""Apakah itu melarikan diri, menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi perbuatannya," papar Syahduddi soal penahanan Ajudan Pribadi.
Sebelum terkenal sebagai selebram serta kasus penipuannya mencuat, berikut beberapa fakta menarik tentang Ajudan Pribadi yang dihimpun dari berbagai sumber.
Â
Jadi Pemulung, Jualan Kacang, Kuli Bangunan, Tukang Pijit
Sebelum seperti sekarang, Ajudan Pribadi pernah menjadi pemulung saat masih duduk di sekolah dasar. Dia melakukan hal tersebut bersama neneknya. "Pernah jadi pemulung waktu kelas 6 SD. Saya ngambil- ngambilin barang (bekas)," ucap pria bernama asli Akbar Pera Baharuddin itu.
Ajudan Pribadi juga sempat berjualan kacang di pelabuhan sebelum pindah dekat lapangan golf di Kota Makassar. "Jual kacang dulu di lapangan golf di Makassar," tuturnya.
Di lapangan golf ini, Akbar berkenalan dengan penguasa Andi Rukman. "Aku pijit-pijit beliau sambil beli kacang saya, wah ini enak pijitannya," cerita Akbar dalam kanal YouTube JNE ID.
Akbar sempat menjadi kuli bangunan di Palopo. "Di situlah awal pertama punya motor. Saya cicil motor dari kuli bangunan. Saya umur 14 tahun jadi kuli bangunan. Dua tahun saya jadi kuli," katanya.
Lama tak bertemu, Akbar dihubungi Andi Rukman saat kembali berkunjung ke Makassar. Selain diminta untuk memijit, dia juga ditawari ikut ke Jakarta.
Advertisement
Dites Uang 300 Juta Dolar
Begitu tiba di Jakarta, Akbar Pera Baharuddin dibuatkan baju oleh Andi Rukman. "Dia jahitkan dulu baju saya di Plaza Indonesia, baju safari. Lama-lama jadi ajudan," kata pria yang hanya lulusan kelas enam SD itu.
Tetapi sebelum jadi ajudan, Akbar sempat dites dengan uang sebanyak 200 juta hingga 300 juta dolar yang diletakkan di bawah bangku mobil. "Selama dua-tiga hari bau uang terus. Aku tanya sopir, 'ada uang di bawah bangku, jawabnya tidak tahu," ucapnya.
Kemudian, Akbar bertanya ke si bos bahwa ada uang di bawah bangkunya. "Diambilah uang di bawah bangku itu, dihitung. Kamu lulus, kamu ikut terus sama saya," tutur Akbar.
Selama mendampingi sang bos, tugas Akbar selain mijit adalah bawa dokumen dan duit. "Saya sudah keliling dunia, Prancis, ke Kanada, Amerika, Adu Dhabi. Setiap naik pesawat, Aku lihat ke langit, 'kok bisa sampai begini' padahal hanya anak desa," tutur Akbar.
Â
Punya Klub Futsal dan Ingin Jadi Pelatih Sepak Bola
Akbar Pera Baharudin resmi menjadi pemilik baru klub futsal profesional Indonesia, Cosmo FC Jakarta, sejak 2020 lalu. Pria yang akrab disapa Ajudan Pribadi tersebut mengaku berani mengakuisisi Cosmo FC karena tidak ada mafia dan pengaturan skor di dunia futsal.
Dia bertekad membawa klub futsalnya itu berkompetisi di level profesional. "Harus ikut (liga) profesional, ke Jepang, Korea, Filipina, Malaysia," tuturnya dalam YouTube JNE ID.
Ajudan Pribadi ternyata juga pernah bercita-cita jadipelatih sepak bola. "Aku ambil klub futsal ini karena suka bola dari kecil," ujarnya.
"Mau jadi pelatih juga. Karena kenapa, Aku nonton Piala Dunia atau apalah, keren juga (pelatih) pakai jas."
Advertisement