Memaki Wasit di Final Liga Europa Sevilla vs AS Roma, Jose Mourinho Dapatkan Sanksi Berat dari UEFA

Jose Mourinho akhirnya diganjar sanksi berat oleh UEFA karena sudah memaki wasit final Liga Europa Anthony Taylor bahkan sampai parkiran mobil.

oleh Defri Saefullah diperbarui 22 Jun 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 13:00 WIB
Foto: Detik-Detik Jose Mourinho Ikuti Gaya Bek Thailand, Lempar Medali ke Bangku Penonton
Pelatih AS Roma, Jose Mourinho melepaskan medali dari tubuhnya setelah timnya dikalahkan Sevilla lewat babak adu penalti dalam partai final Liga Europa 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Puskas Arena, Hungaria, Jumat (01/06/2023) dini hari WIB. (AFP/Odd Andersen)

Liputan6.com, Roma- UEFA akhirnya menjatuhkan sanksi berat untuk pelatih AS Roma, Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal itu disanksi larangan memimpin Roma di kompetisi Eropa sebanyak empat kali usai memaki wasit Anthony Taylor di final Liga Europa.

Seperti diketahui, AS Roma kalah 1-4 lewat adu penalti lawan Sevilla di final Liga Europa. Pada waktu normal kedua tim imbang 1-1 dan disinilah kontroversi menyeruak.

Mourinho dan stafnya terus meneror Anthony taylor baik saat di lapangan bahkan hingga tempat parkir mobil. Mantan manajer Manchester United ini tampak memaki Taylor dengan kata-kata kasar berkali-kali di parkiran mobil.

Anthony Taylor pun menjadi target kekerasan fans AS Roma saat hendak pulang ke Inggris di bandara Bunapest. Bahkan, dia sampai dilempari kursi.

Dengan sanksi ini, Mourinho tak akan bisa memimpin laga AS Roma di Europa League sebanyak empat kali. Ini semua terjadi di fase grup.

Selain kepada Mourinho, UEFA juga memberi sanksi kepada AS Roma. Klub ibu kota Italia itu disanksi larangan menjual tiket pada satu laga tandang di Liga Europa dan juga denda 55 ribu euro atau Rp 901 juta atas perilaku tak pantas di final Liga Europa.

 

Komentar Kontroversial Mourinho Usai Final Liga Europa

Foto: Detik-Detik Jose Mourinho Ikuti Gaya Bek Thailand, Lempar Medali ke Bangku Penonton
Seorang suporter cilik AS Roma menunjukkan medali yang diberikan Jose Mourinho setelah pertandingan final Liga Europa 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Puskas Arena, Hungaria, Jumat (01/06/2023) dini hari WIB. (AFP/Odd Andersen)

 

Jose Mourinho memang marah besar kepada wasit Anthony Taylor. Dia mengatakan sudah "mati" fisik dan mental gara-gara kepemimpinan tidak adil wasit.

Salah satu kontroversi yang terjadi di laga final antara Sevilla melawan AS Roma terjadi saat salah satu pemain Sevilla diduga handball. Namun Anthony Taylor tidak meluluskan penalti dan bahkan tak melihat VAR.

"Kami kelelahan secara fisik dan juga mental, mati karena kami berpikir ini kekalahan tak fair dengan banyak insiden yang pantas didebatkan," ujarnya seperti dikutip Metro.

 

Mourinho Mengaku Kalah Namun Bangga

Foto: Detik-Detik Jose Mourinho Ikuti Gaya Bek Thailand, Lempar Medali ke Bangku Penonton
Pelatih AS Roma, Jose Mourinho memegang medali dan berjalan menuju ruang ganti setelah timnya dikalahkan Sevilla lewat babak adu penalti dalam partai final Liga Europa 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Puskas Arena, Hungaria, Jumat (01/06/2023) dini hari WIB. (AFP/Odd Andersen)

 

Meski kalah, Mourinho mengaku bangga. Bahkan, dia tak masalah kalau AS Roma gagal main di Liga Champions karena tak berhasil juara di Liga Europa.

"Kami mati kelelahan, tapi bangga. Saya selalu bilang Anda bisa kalah di pertandingan sepak bola, tapi tak pernah kehilangan profesionalisme. Saya memenangkan lima final di Eropa, saya kalah di pertandingan ini saja, tapi saya pulang lebih bangga dari sebelumnya," kata Mourinho.

 

Reaksi Berbeda dari Pemain AS Roma

AS Roma
Pemain AS Roma berjalan lunglai saat menerima medali sebagai runner up LIga Europa (AFP)

 

Jose Mourinho juga menjelaskan reaksi dari pemain AS Roma usai kekalahan lawan Sevilla. Dia mengatakan reaksi pemain berbeda-beda.

"Kami peduli dengan kostum yang dipakai, kami peduli dengan karakter, kami serius, bekerja dengan rendah hati dan mengeluarkan yang terbaik," ujarnya.

"Setiap dari kami bereaksi dengan cara berbeda, satu pemain menangis yang lain tidak, tapi faktanya kami semua sangat sedih. Kami pulang ke Italia kelelahan, mati dengan perasaan tidak adil."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya