Liputan6.com, Jakarta- Pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti, dengan tegas menyatakan bahwa performa timnya saat melawan Spanyol tidak akan cukup untuk mempertahankan gelar Piala Eropa 2024. Dalam kekalahan 1-0 dari Spanyol pada Kamis, Spalletti mengakui bahwa timnya mengalami banyak masalah yang jauh melampaui skor akhir pertandingan.
Spalletti mengakui keunggulan Spanyol dalam laga yang disebut-sebut sebagai duel kelas berat pertama di Euro 2024. "Mereka memberikan masalah kepada kami melebihi apa yang ditunjukkan oleh skor dan kami tidak bisa bertele-tele mengenai hal itu,” kata Spalletti. Ia menambahkan bahwa ada kesenjangan besar dalam hal ketajaman dan kesegaran antara kedua tim. “Kami tidak pernah terlibat dalam permainan ini,” ujarnya.
Tekanan konstan dari Spanyol membuat Italia kesulitan sepanjang 90 menit. Gol tunggal yang menentukan kemenangan Spanyol tercipta dari gol bunuh diri Riccardo Calafiori setelah umpan silang memukau dari Nico Williams. Meski begitu, skor bisa lebih besar jika bukan karena kiper Italia, Gianluigi Donnarumma, yang melakukan serangkaian penyelamatan gemilang.
Advertisement
“Kami marah,” kata Donnarumma usai pertandingan. "Mari kita gunakan ini untuk memotivasi diri kita sendiri untuk pertandingan berikutnya. Nasib kita ada di tangan kita sendiri,"
Perubahan Gaya Permainan
Pelatih tim nasional Italia, Luciano Spalletti, tengah melakukan revolusi dalam gaya bermain Azzurri. Alih-alih mengandalkan pertahanan kuat yang telah menjadi ciri khas Italia selama bertahun-tahun, Spalletti mendorong para pemainnya untuk lebih mengontrol permainan dan mendominasi penguasaan bola.
Dalam upayanya mengubah wajah sepak bola Italia, Spalletti menegaskan pentingnya menguasai bola dan mendominasi pertandingan. "Semua orang ingin meniru Spanyol," kata Spalletti.
"Mereka telah memainkan sepak bola terbaik dalam waktu yang lama," Ia mengagumi pendekatan Spanyol yang sukses mendominasi sepak bola internasional dengan permainan yang mengutamakan penguasaan bola dan kreativitas.
Italia selama ini dikenal dengan gaya bermain yang defensif, mengandalkan kekuatan pertahanan untuk meraih kemenangan. Namun, Spalletti melihat bahwa untuk bersaing di level tertinggi, Italia harus mengadopsi pendekatan yang lebih menyerang dan proaktif. Ia mendorong para pemain untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga menciptakan peluang dan menguasai pertandingan.
Advertisement
Refleksi dan Tindakan
Spalletti juga mengakui sebagian kesalahan atas kekalahan tersebut, yang terjadi hanya lima hari setelah Italia bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan Albania 2-1 di Grup B. “Mungkin saya perlu memberi mereka lebih banyak istirahat,” katanya.
“Mungkin lebih banyak hari libur karena kami memberi mereka satu setengah hari libur dan berpikir itu adalah keputusan yang tepat setelah melihat data GPS, tapi ada terlalu banyak jurang pemisah. Kami terus-menerus kewalahan dan tidak pernah bisa menekan kesenjangan,"
Italia harus menghindari kekalahan dari Kroasia pada hari Senin untuk menjamin kemajuan di turnamen ini. Spalletti berharap timnya bisa mengambil inspirasi dari performa Spanyol. “Ketika kaki tidak berfungsi, karakter dan kepribadian tidak penting.” tambahnya.
Pertandingan mendatang melawan Kroasia akan menjadi ujian krusial bagi Italia untuk membuktikan kemampuan mereka dan melangkah lebih jauh di Euro 2024.