Liputan6.com, Jakarta - Manchester United (MU) adalah salah satu klub dengan kekayaan terbesar di dunia, namun saat ini menghadapi tantangan serius dalam bursa transfer: Setan Merah mengalami kesulitan dalam menjual pemain.
Masalah yang dihadapi sebenarnya cukup mendasar, tetapi dampaknya sangat besar. Banyak pemain dalam tim MU tidak diminati oleh klub lain karena faktor usia, gaji yang tinggi, atau riwayat cedera yang kurang baik.
Advertisement
Baca Juga
Permasalahan ini berakar dari manajemen yang kurang baik serta strategi skuad yang tidak efektif. Saat ini, MU juga tertekan oleh regulasi Financial Fair Play (FFP) yang membatasi pergerakan finansial klub.
Advertisement
Meskipun MU mencatatkan pendapatan tertinggi sebesar 661 juta pound pada tahun lalu, mereka juga melaporkan kerugian yang mencapai 113 juta pound. Situasi ini menyebabkan MU memiliki keterbatasan dalam berbelanja pemain di bursa transfer tanpa melanggar regulasi yang berlaku.
Walaupun skuad MU memiliki nilai total sebesar 666 juta pound menurut Transfermark, banyak pemain dalam tim tersebut memiliki nilai pasar yang jauh di bawah harapan. Hal ini menambah kesulitan bagi klub dalam melakukan transaksi pemain yang diinginkan.
Contoh Situasi Buruk di Manchester United
Salah satu contoh yang paling jelas adalah Antony. Pemain yang didapatkan dengan biaya mencapai 85 juta pound ini dianggap sebagai salah satu transfer paling buruk dalam sejarah klub. Meskipun demikian, menjual Antony justru akan menimbulkan kerugian signifikan pada laporan keuangan klub, karena biaya transfernya masih harus dibagi selama periode kontraknya.
Hal serupa juga berlaku untuk Casemiro. Walaupun ia merupakan pemain yang diakui kualitasnya di tingkat dunia, kontraknya yang bernilai 60 juta pound menjadi sulit untuk dipindahkan. Faktor usia yang sudah lanjut dan gaji yang tinggi menjadi hambatan utama dalam proses transfernya.
Advertisement
Pemain Manchester United yang susah Dijual
Beberapa pemain seperti Victor Lindelof, Christian Eriksen, dan Harry Maguire tidak memiliki nilai transfer yang tinggi, yang disebabkan oleh faktor usia atau kontrak mereka yang mendekati akhir. Selain itu, cedera dan penampilan yang kurang memuaskan juga menjadi alasan mengapa banyak pemain Manchester United tidak diminati di pasar transfer.
Luke Shaw, Mason Mount, dan Tyrell Malacia mengalami masalah kebugaran yang cukup serius, sedangkan pemain seperti Bruno Fernandes, Rasmus Hjlund, dan Lisandro MartÃnez belum mampu menunjukkan performa terbaik mereka. Dengan kondisi ini, Manchester United sering kali kehilangan kesempatan untuk menjual pemain ketika nilai mereka masih tinggi.
Ironisnya, pemain-pemain yang memiliki nilai jual tinggi adalah mereka yang sebenarnya ingin dipertahankan oleh klub, seperti Kobbie Mainoo, Alejandro Garnacho, dan Amad Diallo. Namun, kehilangan pemain-pemain berbakat seperti ini justru dapat melemahkan kekuatan tim dalam jangka panjang.Â
Sumber Permasalahan Manchester United
Manchester United (MU), yang saat ini menduduki posisi ke-13 di Liga Inggris, harus menghadapi akibat dari pengelolaan yang kurang baik selama bertahun-tahun. Pengeluaran yang sangat besar tanpa adanya tujuan yang jelas, serta strategi tim yang tidak efektif, telah menjadikan banyak pemain sebagai aset yang dianggap "tidak dapat dijual".
Untuk dapat memperbaiki kondisi ini, MU perlu melakukan perbaikan dalam kebijakan perekrutan mereka dan menjual pemain ketika nilai pasar mereka masih tinggi. Jika langkah ini tidak diambil, masalah yang ada akan terus berlanjut dan dapat menimbulkan dampak yang serius bagi masa depan klub.Â
Advertisement