Liputan6.com, Jakarta - Patrick Kluivert menunjukkan sisi lain pada perkenalan resmi sebagai pelatih timnas Indonesia. Sosok berusia 48 tahun itu mengaku tidak kaget dengan makanan Indonesia.
Kluivert juga siap belajar Bahasa Indonesia agar maksimal dalam menjalankan tugasnya.
Advertisement
Baca Juga
Pelatih asal Belanda itu mendarat di Jakarta, Sabtu (11/1/2025) malam WIB. Begitu tiba di hotel, Patrick Kluivert mengklaim langsung makan besar usai menempuh perjalanan kurang lebih selama 20 jam dari Negeri Kincir Angin.
Advertisement
"Saya mencintai makanannya, itu bukan masalah. Saya tidak mungkin mengeluh soal itu. Saya tidak terkejut (dengan makanan)," kata Kluivert, Minggu (12/1/2025).
Kluivert juga mengucapkan terima kasih di akhir acara. Mantan pelatih timnas Curacao tersebut berjanji akan belajar lebih banyak lagi.
"Frasa pertama dari banyak. Saya akan coba menerapkan dan berusaha yang terbaik untuk belajar," ungkap Kluivert.
Patrick Kluivert Siap Rebut Hati Suporter Timnas Indonesia
Pada kesempatan sama, Kluivert sudah memiliki resep untuk memenangkan hati suporter Garuda. Dia menyampaikan itu pada konferensi pers perkenalan resmi, Minggu (12/1/2025) sore WIB.
Penunjukkan Kluivert sebagai nakhoda timnas Indonesia mendapat reaksi negatif. Pertama karena dia menggantikan Shin Tae-yong yang memiliki jasa besar dalam membangun timnas selama lima tahun bekerja.
Kedua akibat minimnya pengalaman bekerja Kluivert di kursi arsitek. Sebelumnya sosok berusia 48 tahun itu hanya melatih timnas Curacao dan klub Turki Adana Demirspor pada level senior.
"Meraih kemenangan dan memainkan sepak bola atraktif. Pujian juga layak diberikan kepada pelatih sebelumnya Shin Tae-yong yang sudah melakukan tugasnya dengan baik," tutur Kluivert.
"Merupakan tugas saya melanjutkan yang sudah ada dan meraih kesuksesan lebih. Apakah publik setelahnya suka saya atau tidak, apa lagi yang bisa saya lakukan?" sambungnya.
Advertisement
Patrick Kluivert Gantikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Kluivert didatangkan untuk menggantikan Shin Tae-yong, yang diberhentikan PSSI, Senin (6/1/2025). Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut keputusan tersebut merupakan langkah terbaik demi mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia 2026.
Erick Thohir enggan mempertahankan Shin Tae-yong karena melihat dinamika ruang ganti sudah tidak kondusif yang terlihat sebelum laga melawan China, Oktober lalu.
Ada dinamika cukup tinggi yang terjadi kala itu, sehingga memunculkan pertimbangan pisah dengan juru taktik asal Korea Selatan. Secara umum, aspek komunikasi dan taktikal banyak disebut-sebut sebagai alasan utama oleh Erick.
Walau begitu, Ketum PSSI menegaskan hubungannya dengan Shin Tae-yong tetap terjaga baik, dengan mantan pelatih Timas Indonesia juga diklaim sudah legawa menerima keputusan ini.
"Sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi. Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan (pemecatan STY) saat itu, jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat," papar Erick Thohir.
"Makanya hari ini yang terbaik. Risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari. Dan kemudian kita mencari figur yang bisa memberi ekstra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain," tandasnya.