Liputan6.com, Jakarta - Real Madrid dikenal dengan julukan Los Galacticos, yang berarti kumpulan bintang dari galaksi. Pada awal tahun 2000-an, tim ini memang dihuni oleh sejumlah pemain bintang yang diakui secara internasional.
Perjalanan ini dimulai ketika mereka berhasil merekrut Luis Figo, yang sebelumnya merupakan bintang Barcelona, untuk bergabung ke Santiago Bernabeu. Setelah itu, Real Madrid menambah koleksi bintangnya dengan menghadirkan Zinedine Zidane, Ronaldo Nazario, dan David Beckham.
Baca Juga
Meskipun saat itu Los Blancos sudah memiliki pemain-pemain hebat seperti Raul Gonzales, Roberto Carlos, dan Fernando Hierro, mereka tetap melanjutkan pencarian pemain bintang. Dominasi Los Blancos tidak hanya terasa di Spanyol, tetapi juga di pentas Eropa.
Advertisement
Namun, selama era Los Galacticos, ada kalanya Real Madrid melakukan aktivitas yang dianggap aneh di bursa transfer. Sejumlah nama yang direkrut malah tidak terpakai dan tidak berkontribusi dengan jelas bagi tim.
Beberapa pemain itu bahkan kemudian mengadu nasib di Indonesia. Siapa saja mereka?
1. Eero Markkanen
Ketika Real Madrid memutuskan untuk merekrut striker muda asal Finlandia berusia 23 tahun, Eero Markkanen, dari klub Swedia AIK pada tahun 2014, banyak yang merasa bingung. Pemain ini tidak diberikan kesempatan untuk tampil di tim senior dan justru harus bermain di skuad Castilla.
Hanya dalam waktu satu tahun, dia meninggalkan Madrid dan kembali ke tanah kelahirannya, Finlandia. Menariknya, Markkanen juga pernah bermain untuk PSM Makassar di Indonesia. Hal ini membuat banyak pihak mempertanyakan alasan di balik keputusan Madrid untuk mendatangkan Markkanen.
Advertisement
2. Thomas Gravesen
Real Madrid mengambil keputusan untuk merekrut Thomas Gravesen dari Everton, lalu menempatkannya sebagai gelandang bertahan meskipun ia dikenal sebagai gelandang box-to-box. Sebenarnya, tim lebih membutuhkan sosok gelandang bertahan seperti Lee Carsley yang juga berasal dari Everton.
Namun, tidak ada yang dapat memastikan apakah keputusan tersebut merupakan sebuah kesalahan, mengingat baik Gravesen maupun Carsley memiliki ciri fisik yang sama, yaitu kepala botak. Di sisi lain, pelatih Madrid pada waktu itu, Rafael Benitez, tidak mampu meraih prestasi yang memuaskan selama masa kepelatihannya.
3. Julien Faubert
Faubert merasa sangat terkejut ketika menerima tawaran untuk bergabung dengan Real Madrid sebagai pemain pinjaman. Pemain yang biasa duduk di bangku cadangan bersama Lucas Neill di West Ham ini kemudian mengalami momen aneh ketika ia tertidur di bangku cadangan tim Real Madrid.
Setelah hanya menjalani waktu singkat di Bernabeu, Faubert memutuskan untuk kembali ke London. Sejak saat itu, perjalanan kariernya menjadi tidak terduga, bahkan ia sempat bermain untuk klub asal Indonesia, Borneo FC.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)