Liputan6.com, Jakarta Manchester United diklaim hanya akan mengandalkan skuad gratisan saat bursa transfer musim panas 2025 mendatang.
Laporan Fichajes yang dilansir dari Football Transfers mengungkap situasi keuangan Setan Merah sangat buruk, sehingga mereka cuma bisa bergantung sepenuhnya pada agen bebas jika ingin merekrut pemain pertengahan tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, kondisi finansial MU sudah menjadi sorotan sejak jendela transfer Januari 2025. Sir Jim Ratcliffe dan jajarannya melakukan bisnis hemat saat musim dingin dan cuma mendatangkan dua pemain: Ayden Heaven dan Patrick Dorgu untuk mengarungi sisa kampanye 2024/2025.
Advertisement
Padahal Ruben Amorim sejak awal diklaim sangat butuh tambahan amunisi lini serang menyusul performa Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee kurang konsisten.
Belum lagi, MU baru duo penggawa, yakni melepas Antony dan Marcus Rashford, yang masing-masing dipinjamkan ke Real Betis serta Aston Villa.
Sayangnya, ancaman pelanggaran Profit and Sustainability Rules (PSR) Premier League membuat MU tak bisa leluasa memenuhi permintaan Amorim. Mereka hanya bisa belanja jika berhasil melakukan penjualan besar-besaran dan mendapat tambahan uang.
MU Fokus Cari Pemain Gratisan
Hambatan tak jauh berbeda pun diyakini masih akan dirasakan Manchester United saat memasuki bursa transfer musim panas 2025.
Alhasil klub besutan Ruben Amorim cuma bisa memfokuskan sebagian besar bisnis mereka pada perekrutan agen bebas yang banderolnya gratis.
Fichajes mengungkap sejauh ini ada beberapa pemain yang masuk radar MU untuk musim panas. Mereka meliputi Jonathan David dan Angel Gomes dari Lille, pemain Bayer Leverkusen Jonathan Tah, penggawa Bayern Munchen Leroy Sane, serta Dominic Calvert-Lewin dari Everton.
Advertisement
MU Lakukan Penghematan Ekstrem Sejak Diakuisisi Ratcliffe
Sekadar informasi, Manchester United memang mulai melakukan penghematan secara ekstrem sejak saham minoritasnya diambil alih oleh Sir Jim Ratcliffe.
CEO INEOS mengambil langkah besar dengan memberhentikan sekitar 250 staf, memotong gaji ambassador klub, hingga mengurangi besaran sumbangan amal.
Sederet aksi tersebut membuat kelompok penggemar MU khawatir dan sempat mengirimkan surat resmi kepada klub.
Balasannya, Manchester United mengakui bahwa mereka memang harus mengambil pilihan sulit lantaran perlu menghasilkan dana secara positif dan menghindari pelanggaran financial fair play.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)