Cek Fakta: Hoaks Ketua KPU Arief Budiman Disuap Rp 2 Triliun

Viral, kabar tentang Ketua KPU Arief Budiman disuap Rp 2 triliun. Cek faktanya!

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Jan 2020, 15:33 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 15:33 WIB
Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Ketua KPU Arief Budiman
Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Ketua KPU Arief Budiman

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menelusuri kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR dengan tersangka mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.

Di tengah bergulirnya kasus tersebut, beredar kabar bahwa Ketua KPU Arief Budiman mendapat suap dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebesar Rp 2 triliun.

Kabar ini disebar oleh akun facebook Salman Alfarisi pada 11 Januari 2020. Akun ini mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dari artikel berita dengan judul "Ketua KPU Mengaku Mendapat". Dalam gambar itu terdapat juga foto dari Ketua KPU Arief Budiman.

Selain itu, terdapat tulisan dalam gambar tersebut. "Arief budiman sudah mulai pasang kuda-kuda lur. Takut kena ciduk KPK, arief budiman mengaku di suap megawati 2 trilyun dan di ancam agar memenangkan partainya di pilpres 2019."

Akun facebook akun facebook Salman Alfarisi juga menambahkan sebuah narasi dalam konten yang diunggahnya.

"Nah low...akhirnya berkicau juga," tulis akun facebook akun Salman Alfarisi.

Konten yang diunggah akun akun facebook Salman Alfarisi telah 5 kali dibagikan dan mendapat 35 komentar warganet.

 

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri kabar tentang Ketua KPU Arief Budiman menerima suap sebesar Rp 2 triliun ternyata tidak benar. Gambar tangkapan layar yang diunggah oleh akun facebook Salman Alfarisi ternyata berasal dari situs cnnindonesia.com dengan judul artikel "Ketua KPU Mengaku Dapat Ancama Selama Pemilu 2019".

Artikel tersebut tayang pada 13 Juni 2019. Isi dari berita tersebut adalah tentang pengakuan Ketua KPU Arief Budiman yang mengaku mendapat ancaman selama penyelenggaraan Pemilu 2019.

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku mendapat ancaman selama penyelenggaraan Pemilu 2019. Ancaman yang diterima lebih masif dibanding saat menjadi Komisioner KPU pada 2014.

"Kualitas ancamannya, kualitas tekanannya, tapi kalau sekarang kan lebih masif di media sosial. Jadi tiap hari ya bukan hanya ratusan, tapi mungkin bisa ribuan yang keberatan, mencaci maki, mengolok-olok," kata Arief saat dihubungi wartawan, Kamis (13/6).

Ia mengaku ancaman-ancaman kepada dirinya dilancarkan via pesan singkat kepada dirinya. Namun, sejauh ini belum ada ancaman yang dilakukan secara serius.

Kendati mendapat banyak ancaman, ia merasa masih aman dengan kondisi saat ini. Apalagi, menurut dia, setiap komisioner KPU mendapat perlindungan khusus dari kepolisian.

"Ada petugas kepolisian yang bersama kami, ada petugas kepolisian yang di-stand by-kan di kantor dan ada yang ditempatkan di rumah dinas," ucap Arief.

Ia juga menegaskan hingga kini belum ada gangguan apa pun yang bersifat mengkhawatirkan. "Yang penting kita merasa nyaman, sampai hari ini tidak ada gangguan apapun," ujarnya.

 

Kesimpulan

Suap Rp 2 triliun yang diterima Ketua KPU Arief Budiman tidak pernah terbukti. Gambar yang diunggah oleh akun facebook Salman Alfarisi adalah hasil suntingan.

Narasi yang disebarkan oleh akun facebok Salman Alfarisi tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

 Reporter: Eka M

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya