6 Hoaks Covid-19 Dalam Sepekan

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi hoaks terkait Covid-19, berikut daftarnya:

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Agu 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 08:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta kesehatan
ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi virus coroan baru (Covid-19) masih berlangsung sebab belum ditemukan kepastian penangkal penyakit tersebut. Di tengah ke khawatiran penularan Covid-19, bermunculan informasi yang menyesatkan penerimanya jika tidak ditelaah dengan baik.

Dalam satu pekan ini, Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi hoaks terkait Covid-19.

 

Berikut daftar informasi hoaks terkait Covid-19:

1. Klaim Video Animasi Virus Corona

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video yang diklaim sebagai animasi bahayanya virus corona ternyata tidak benar. Video yang diunggah akun Facebook Anime tv merupakan video animasi bahayanya virus ebola.

Virus corona dan ebola juga punya beberapa perbedaan. Di antaranya proses penularan dan gejala yang ditimbulkan jika terinfeksi.

2.  BIN Menetapkan Peta Sebaran Covid-19 Berstatus Hitam

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim BIN tetapkan peta sebaran Covid-19 Jakarta berstatus hitam tidak benar. Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menyatakan, peta kondisi Covid-19 yang beredar tersebut bukan milik BIN dan informasi tersebut hoaks. 

3. Anak Bergejala Virus Corona Covid-19 Bisa Dikarantina Tanpa Izin Orang Tua

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut anak-anak yang terpapar virus corona di sekolah tidak perlu izin orang tua untuk melakukan karantina di rumah sakit adalah salah. Faktanya, di Kanada dan Inggris, negara awal yang menjadi pusat cerita itu, tidak memiliki aturan khusus yang menyebut tim medis tak perlu izin orang tua untuk mengkarantina seorang anak yang terpapar virus corona di sekolah.

4.  Klaim Vaksin Sinovac untuk Lawan Virus Corona Haram 

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi yang menyebut vaksin virus corona sinovac asal Tiongkok haram adalah salah. Saat ini, Bio Farma selaku calon produsen akan secepatnya melakukan sertifikasi halal kepada MUI. Uji klinis vaksin sinovac sudah memasuki tahap 3 dan menggunakan bahan baku yang halal.

5. Klaim Mengonsumsi Telur Rebus Bisa Cegah Covid-19

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang menyebut mengonsumsi telur rebus bisa mencegah covid-19 adalah hoaks.

6. Menko Luhut Sebut Arak Turunkan Angka Penderita Covid-19

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Luhut menyebut arak Bali turunkan angka penderita Covid-19 tidak benar.

Luhut hanya mendapat informasi, Gubernur Bali I Wayan Koster menggunakan arak untuk menjaga daya tahan tubuh agar dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 di wilayahnya

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya