Liputan6.com, Jakarta - Anda pasti pernah mendengar pernyatan kalau banteng membenci warna merah. Pernyataan itu masuk dalam pikiran ketika melihat seorang matador yang mengibaskan Muleta (tongkat kain merah) untuk memancing kemarahan banteng.
Namun, seperti dikutip dari Live Science, pernyataan banteng membenci warna merah hanya sebuah mitos. Sebab, banteng tidak mengenal warna, termasuk merah.
Baca Juga
Discovery Channel, pada 2007, pernah melakukan penelitian tentang mitos tersebut. Mereka menguji banteng pada warna dan gerakan dalam tiga percobaan dengan menggunakan Muleta berwarna merah, biru, dan putih.
Advertisement
Hasil pengujian menyimpulkan, reaksi banteng menjadi agresif bukan karena warna merah. Banteng menjadi agresif karena gerakan dari Muleta.
Pengujian itu menyebut banteng bakal menghampiri objek yang bergerak paling aktif yang berada dalam jangkauannya. Jadi, seekor banteng tidak bisa melihat warna merah, tapi bereaksi terhadap gerakan. Pandangan terhadap warna adalah subyek yang menipu.
Sejak Abad 18
Seperti mengutip dari Wonderpolis, matador Spanyol menggunakan Muleta sejak awal abad ke-18. Muleta inilah yang membuat atraksi matador vs banteng menjadi sangat menarik.
Namun pada kenyataannya, banteng tidak tertarik pada warna merah yang ada pada Muleta. Banteng lebih tertarik dengan kibasan yang diberikan matador pada Muleta.
Kain yang ada di Muleta itu menutupi pandangan banteng. Banteng punya penyakit buta parsial yang menyebabkan banteng tidak bisa melihat warna atau buta warna.
Sebab, matador memang sudah biasa sejak dulu menggunakan kain berwarna merah sebagai alat untuk aksinya melawan banteng. Kostum hiasan dan jubah merah dianggap sebagai bagian penting dari budaya dan tradisi adu banteng. Maka banyak yang menganggap warna merah yang membuat banteng mengamuk.
Advertisement
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.