Marak Hoaks soal Vaksin Covid-19, Berikut Fakta yang Harus Diketahui

Belakangan ini banyak sekali beredar di masyarakat hoaks soal vaksin covid- 19. Hoaks ini beredar melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 11 Des 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 14:00 WIB
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini banyak sekali beredar di masyarakat hoaks soal vaksin covid- 19. Hoaks ini beredar melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.

Beberapa hoaks antara lain vaksin covid-19 yang bakal dipasang barcode, bahan vaksin yang bisa membahayakan tubuh manusia, hingga vaksin covid-19 yang disebut bakal membunuh ratusan juta rakyat Indonesia.

Selain itu banyak juga hoaks lain terkait vaksin. Seperti menjadi penyebab flu Spanyol, vaksin menguntungkan pihak tertentu, hingga kutipan salah dari para pesohor dunia soal vaksin.

Lalu apa saja sebenarnya fakta soal vaksin covid-19. Berikut beberapa diantaranya seperti dilansir dari laman Facebook Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

Fakta 1 dan 2

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

1. Anda tidak akan bisa membuat vaksin COVID-19 sendiri di rumah

Pengembangan vaksin adalah proses rumit dan teknis yang tidak bisa dilakukan sendiri di rumah. Ini melibatkan pengujian laboratorium ekstensif yang diikuti dengan uji coba klinis yang melibatkan ribuan sukarelawan. Vaksin di suatu negara harus mendapatkan persetujuan dokter dan ilmuwan ahli.

2. Uji coba vaksin COVID-19 mengikuti standar keamanan dan etika

Seperti vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 harus mengikuti protokol pengembangan standar untuk menguji keefektifan vaksin dan mengidentifikasi efek samping atau masalah keamanan.

Ini meliputi sejumlah tahap pengujian yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan.

Fakta Selanjutnya

Rusia Mulai Suntikkan Vaksin Corona Sputnik V di Moskow
Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

3. Uji coba vaksin melibatkan sukarelawan dari berbagai kalangan

Selama uji coba, orang secara sukarela mencoba dan menguji vaksin. Mereka harus berasal dari wilayah geografis, latar belakang ras dan etnis, jenis kelamin, serta usia yang beragam.

Mereka juga harus terdiri dari orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasari yang berisiko tinggi terkena penyakit. Ini membantu memastikan bahwa vaksin aman dan efektif untuk semua orang.

4. Vaksin menjalani uji keamanan yang komprehensif sebelum disetujui

Vaksin menjalani uji coba ekstensif sebelum diperkenalkan di suatu negara. Dokter dan ilmuwan ahli mengikuti standar internasional yang ketat saat memutuskan persetujuan suatu vaksin. Seperti obat pada umumnya, vaksin dapat menyebabkan efek samping yang biasanya bersifat minor atau sementara.

Efek samping vaksin yang serius sangat jarang ditemukan. Penyakit jauh lebih membahayakan manusia daripada vaksin penyakit tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya