Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengaku kewalahan untuk menghapus konten hoaks atau informasi palsu seputar covid-19. Itu sebabnya strategi baru pun diterapkan platform media sosial tersebut untuk mengurangi penyebaran hoaks.
Tahun lalu Twitter menghapus 3.846 konten hoaks seputar covid-19 pada bulan Juli hingga Desember 2020. Sementara pada awal tahun hingga pertengahan tahun Twitter menghapus 4.658 konten.
Baca Juga
Sehingga pada tahun 2020 total konten yang dihapus tidak sampai 10 ribu konten. Namun dalam laporan tahun ini hingga pertengahan Juli ini terdapat 43.010 konten hoaks seputar covid-19 yang dihapus Twitter.
Advertisement
"Adanya aturan pembatasan yang diterapkan negara dan penyesuaian dalam tim memengaruhi efisiensi kami dalam moderasi konten. Kecepatan untuk menyeleksi konten juga sedikit terganggu," bunyi laporan Twitter dalam laporannya seperti dilansir Sydney Morning Herald.
"Sekarang kami meningkatkan penggunaan pembelajaran mesin dan otomatisasi untuk mengambil berbagai tindakan pada konten yang berpotensi menyesatkan dan manipulatif."
"Tujuan kami adalah menghapus lebih banyak lagi hoaks dan mengambil tindakan tegas pada konten yang melanggar kebijakan bahkan sebelum dilihat banyak orang."
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement