Twitter Matikan Fleets, Fitur Mirip Stories Ini Cuma Bertahan 8 Bulan

Twitter secara mengejutkan mematikan fitur Fleets. Fitur yang mirip dengan Instagram Stories ini dihilangkan setelah 8 bulan hadir untuk pengguna.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Jul 2021, 10:06 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 10:05 WIB
Twitter
Twitter memperkenalkan fitur baru bernama Fleets yang cara kerjanya mirip Instagram Stories. (Foto: Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Twitter mematikan fitur Fleets, sebuah fitur yang fungsinya mirip Instagram Stories. Fleets selama ini ditempatkan di bagian atas Timeline Twitter, di mana unggahan Fleets akan otomatis hilang setelah 24 jam penayangan.

Mengutip The Verge, Kamis (15/7/2021), Fleets dinonakftikan karena jumlah pengguna yang aktif memakainya hanya sedikit. Padahal fitur ini sudah diluncurkan secara luas sejak 8 bulan lalu.

Nantinya mulai 3 Agustus mendatang, para pengguna Twitter hanya akan melihat Spaces yang tengah tayang pada sisi atas Timeline. Sementara, komposer untuk tweet tradisional akan diperbarui dengan lebih banyak fitur pengeditan kamera dari Fleets, misalnya format teks dan stiker GIF di atas foto.

Keputusan Twitter untuk menghentikan Fleets bukan sebuah pengakuan kalau fitur tersebut tak berfungsi dengan baik. Namun perusahaan masih belum menemukan cara untuk membuat orang lebih banyak men-tweet.

Selama bertahun-tahun, Twitter memang berjuang membuat pengguna baru mengunggah tweet secara teratur, tak hanya meng-RT cuitan orang lain.

Kehadiran Fleets mencoba menyandingi Stories, format medsos populer yang ditemukan Snapchat dan populer berkat Instagram. kehadiran Fleets digadang-gadang ada untuk menurunkan tekanan pengguna untuk mencuit.

Ternyata Pengguna Jarang Pakai Fleets

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

"Kami berharap Fleets akan membantu lebih banyak orang merasa nyaman ketika bergabung dalam percakapan di Twitter," kata Wakil Presiden Produk Twitter Ilya Brown, dalam pernyataan.

Namun menurutnya, sejak Twitter memperkenalkan Fleets kepada semua pengguna, Twitter tidak melihat peningkatan jumlah pengguna baru yang bergabung dalam percakapan Fleets, seperti harapan perusahaan.

Twitter dianggap menghentikan Fleets secara mendadak padahal baru merilisnya pada November lalu. Selain itu Twitter juga punya rencana menguji iklan di Fleets.

Saat itu Twitter menyebut, iklan di Fleets merupakan bentuk eksperimen bersama segelintir pengiklan. Belum jelas, apakah iklan dalam format layar penuh itu akan muncul si bagian lain atau tidak.

"Jika kami tidak mengembangkan pendekatan kami dan mengurangi fitur sesekali, kami tidak mengambil peluang yang cukup besar," tutur Brown.

Ia lebih lanjut mengatakan, "Kami akan terus mengembangkan cara baru agar orang berpartisipasi dalam percakapan, mendengarkan feedback, dan mengubah arah ketika mungkin ada cara yang lebih baik untuk melayani orang dalam menggunakan Twitter."

 

Kehadiran Fleets

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya pada pertengahan November 2020, Twitter mengumumkan peluncuran global untuk fitur bernama Fleets. Fitur ini pertama kali diumumkan pada awal 2020 dan sejak saat itu, mulai diuji coba di sejumlah pasar di seluruh dunia.

Fleets merupakan unggahan yang dapat menghilang otomatis setelah dipos selama 24 jam. Fitur ini bisa dibilang mirip dengan Story milik Instagram dan Facebook ataupun Status pada WhatsApp.

Fitur ini ditempatkan pada bagian atas timeline Twitter pengguna, tepatnya di deretan gelembung mirip Stories Instagram.

Mengutip The Verge, Selasa (18/11/2020), Twitter berharap Fleets akan membantu mengurangi tekanan ketika pengguna mencuit sesuatu. Misalnya ketika mengekspresikan pendapat ataupun perasaan yang lebih santai.

Fleets mulai digulirkan sejak hari ini di Android dan iOS, kemudian fitur ini akan tersedia untuk semua pengguna dalam beberapa hari mendatang.

"Melalui pengujian kami di Brasil, Italia, India, dan Korea Selatan, kami mengetahui Fleets dapat membantu orang merasa lebih nyaman bergabung dalam percakapan. Kami melihat, pengguna dengan Fleets lebih banyak berkicau di Twitter," kata Direktur Desain Twitter Joshua Harris dan Manajer Produk Twitter Sam Haveson di unggahan blog Twitter.

(Tin/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya