Presidensi Indonesia di G20 Jadi Momentum Konsolidasikan Isu Digital Nasional

Indonesia dalam Presidensi G20 Indonesia mengangkat isu digital pada Digital Economy Working Group (DEWG).

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dalam Presidensi G20 mengangkat isu digital pada Digital Economy Working Group (DEWG). Sejak awal, Mira Tayyiba selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak semua stakeholder baik dari pemerintah, industri, dan kelompok masyarakat untuk bersatu dalam kepemimpinan sektor digital.

“Mari kita gunakan kesempatan Presidensi G20 Indonesia tidak hanya untuk memperlihatkan kepemimpinan Indonesia di sektor digital ke komunitas global, tetapi juga menggunakan momentum ini untuk mengkonsolidasi isu digital di ranah nasional,” kata Mira pada Siaran Langsung Kick Off G20 on Education and Culture yang berlangsung hibrida di Jakarta Pusat, Rabu (09/02/2022).

Presidensi G20 Indonesia berhubungan dengan semua isu pada pembahasan di Sherpa Track, Finance Track, Working Group dan Engagement Group. Dengan pemberdayaan teknologi digital diharapkan memperoleh nilai tambah bagi Indonesia.

DEWG membawa tiga isu prioritas, yaitu Connectivity and Post Covid-19 Recovery, Digital Skills and Literacy dan Cross Border Data Flow and Data Free Flow with Trust. Pada DEWG senantiasa berkaitan dengan edukasi literasi digital juga usaha dalam menjaga ruang digital yang bersih, aman dan produktif.

“Tiga isu ini merupakan prioritas utama yang memayungi beberapa subtopik. Misalnya, kalau kita bicara mengenai konektivitas, kita bicara sekarang juga mengenai keamanan digital. Kita bicara mengenai online safety yang merupakan salah satu isu saat ini, termasuk untuk anak-anak dan kelompok rentan,” ujarnya.

Mira berpendapat bahwa beberapa tahun terakhir, Indonesia didorong belajar adaptif dengan keharusan pembatasan mobilitas dan interaksi fisik.

Mira menyebut, instrumen yang memfasilitasi sifat adaptif ini adalah teknologi digital. Dari pengamatan kami, masyarakat Indonesia ternyata cukup adaptif. "Misalnya, sekitar 74% populasi kita adalah pengguna internet. Selain itu, bila kita bicara mengenai sektor UMKM yang sangat terdampak, ternyata selama pandemi, jumlah UMKM yang kemudian bermigrasi ke platform digital bertambah dua kali lipat dari jumlah sebelum pandemi,” ungkapnya.

 

Efani Angreini/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sumber :

https://www.kominfo.go.id/content/detail/39901/siaran-pers-no-46hmkominfo022022-tentang-kominfo-ajak-stakeholders-konsolidasikan-isu-digital-nasional/0/siaran_pers

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya