Bawaslu Ungkap Upaya Konvensional Juga Penting Lawan Hoaks Seputar Pemilu

Bawaslu memberikan tanggapan atas pertanyaan mengenai upaya pengawasannya untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang konkret dan mampu mengidentifikasi hoaks jelang Pemilu 2024

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 25 Nov 2023, 11:07 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 17:00 WIB
Pihak Bawaslu di Acara Seminar Nasional Mafindo
Bawaslu mengungkap upaya melawan hoaks jelang Pemilu 2024. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bawaslu mengungkapkan berbagai upaya dilakukan untuk melawan hoaks jelang Pemilu 2024. Tak hanya lewat dunia digital, mereka juga melakukan upaya melalui cara konvensional.

Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Bawaslu RI, Ronald Manoach dalam Seminar Nasional berjudul 'Kolaborasi Melawan Disinformasi untuk Pemilu Damai 2024' yang digelar Kamis (23/11/2023). Bawaslu menegaskan akan terus berusaha agar masyarakat mendapatkan informasi yang konkret dan mampu mengidentifikasi hoaks yang banyak beredar jelang Pemilu.

"Bawaslu bukan hanya sekedar wasit, tapi di dalam pengawasan itu ada fungsi pencegahan yang harus memuat fungsi edukatif, informatif, dan value. Maka keberadaan Bawaslu bukan hanya pada urusan pemilihan, tapi penjamin mutu kualitas demokrasi," kata Ronald.

"Kami melakukan kolaborasi dan juga berbagai aktivitas untuk mencegah dan meminimalisir keberadaan hoaks dalam Pemilu 2024. Tak lupa pendekatan konvensional juga kami lakukan, tidak semua warga negara kita dapat mengakses informasi berbasis digital. Sebagian di Papua, jangankan bisa mendengarkan radio, nonton TV, punya gadget. Listrik saja tidak ada, itu fakta," kata Ronald.

Ronald juga mengungkapkan Bawaslu melakukan kampanye cek fakta di ruang publik dengan membuat branding di transportasi online, kereta api, hingga pesawat.

"Kami berharap upaya ini bisa berdampak positif bagi Pemilu 2024," ujar Ronald.

 

Inisiasi Posko Terpadu Bersama Kominfo

Dalam kesempatan yang sama, Ronald mengatakan bahwa Bawalu bersama Kominfo akan meluncurkan posko terpadu yang bertujuan untuk mengawasi konten-konten di media sosial.

Sebagai langkah preventif, posko terpadu ini akan mengundang pihak pemerintah, komunitas penggiat cek fakta, masyarakat sipil, dan juga platform digital.

"Sekarang jalan sama Kominfo, kita bikin buku saku yang kita breakdown ke provinsi dan kota supaya semuanya bekerja memerangi misinformasi. Cek fakta baru bicara, bicara fakta untuk kebenaran," Ronald mengakhiri.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya