Viral Video Ulat Bulu Mematikan di Pamekasan, Polisi: Itu Kabar Tidak Benar

Polres Pamekasan, Jawa Timur, meluruskan tentang kabar bohong adanya ulat bulu mematikan yang diduga berasal dari luar negeri dan kini banyak menyebar berbagai grup WhatshApp, sehingga meresahkan warga.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Feb 2024, 10:59 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2024, 12:00 WIB
Kabar tentang ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan membunuh 16 anak-anak. (sumber: Facebook)
Kabar tentang ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan membunuh 16 anak-anak. (sumber: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Polres Pamekasan, Jawa Timur, meluruskan tentang kabar bohong adanya ulat bulu mematikan yang diduga berasal dari luar negeri dan kini banyak menyebar berbagai grup WhatsApp, sehingga meresahkan warga.

"Itu kabar yang tidak benar dan mohon masyarakat agar tidak percaya hal tersebut," kata Wakapolres Pamekasan, Kompol Andy Purnomo dilansir dari Antara, Minggu (25/2/2024).

Andy mengaku, pihaknya sudah mengetahui video ulat bulu yang disebut-sebut berasal dari Amerika Serikat yang informasinya mematikan tersebut.

Video itu beredar di sejumlah grup WhatsApp. Namun, pihaknya memastikan bahwa ulat tersebut sebenarnya tidak ada di Indonesia.

"Masyarakat tetap tenang dan jangan gampang percaya pada video yang beredar. Karena jika itu ulat Amerika, tidak mungkin sampai ke Indonesia, apalagi Pamekasan," ucap Andy.

Menurut dia, semua jenis ulat bulu mematikan atau tidaknya bergantung pada gradasi atau tingkat alergi pada manusia itu. Jika memang alergi berat, hendaknya segera diobati ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

"Segera diobati ke faskes agar tidak semakin parah dan mengancam keselamatan jiwa," ujarnya.

Andy menyatakan video ulat Amerika dengan ciri berwarna hijau, berukuran cukup besar, dan menempel pada daun sempat meresahkan masyarakat, sebab video tersebut beredar di beberapa grup media sosial (medsos).

"Dalam video yang di-posting di medsos X oleh pemilik akun @tanyarifes yang kemudian viral di grup WhatsApp itu pada Kamis (22/2) itu kami pastikan hoaks," ujarnya.

Andy menerangkan hal tersebut sudah diungkapkan oleh dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Slamet Raharja. Menurut dia, ulat tersebut berjenis ASP dari Amerika Serikat.

"Efek samping dari ulat tersebut tidak fatal. Kecuali, orang yang menyentuh ulat itu memiliki alergi yang sangat parah. Masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, ulat itu tidak ada di Indonesia," katanya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya