Peneliti Temukan Cara Baru Memerangi Disinformasi di Media Sosial

Para Peneliti dari Universitas Brandeis, Universitas George Mason, Universitas Carnegie Mellon dan Institut Teknologi Massachusetts, melakukan penyelidikan terhadap dinamika penyebaran disinformasi di media sosial.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 19 Apr 2024, 16:01 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 16:01 WIB
Ilustrasi hoaks, berita palsu
Ilustrasi hoaks, berita palsu. (Image by redgreystock on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta-- Para peneliti dari Universitas Brandeis, Universitas George Mason, Universitas Carnegie Mellon dan Institut Teknologi Massachusetts, melakukan penyelidikan terhadap dinamika penyebaran disinformasi di media sosial.  Studi ini menyoroti perlunya memerangi disinformasi dengan segera dan srategi licik yang digunakan beberapa rezim serta organisasi untuk mempengaruhi opini publik.

Salah satu Penulis Studi dan Asisten Profesor Ekonomi di Tepper School of Business Universitas Carnegie Mellon Maruam Saeedi mengatakan, studi ini menyajikan teknik pencegahan baru yang disebut "moderasi konten ex-ante" yang berarti memberikan skor disinformasi kepada akun yang ditentukan, dan seberapa besar kemungkinan mereka menyebarkan informasi yang menyesatkan.

"Temuan kami mengungkap tren yang meresahkan dari entitas yang terlibat dalam perang disinformasi, yang menggunakan anonimitas dan jangkauan media sosial, untuk memengaruhi narasi politik dan sosial," ujar Saeedi.

Ia menambahkan bahwa tujuan dari strategi ini adalah, untuk secara proaktif mendeteksi dan mengurangi dampak misinformasi sebelum informasi tersebut diketahui oleh banyak orang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menghasilkan Dampak yang Signifikan

Hasil penelitian ini mempunyai dampak yang signifikan bagi perusahaan media sosial, legislatif dan masyarakat luas, untuk mengembangkan dan meningkatkan teknik modern konten, yang dapat menghentikan penyebaran informasi palsu.

Menurut Saeedi, laporan ini merupakan seruan untuk bertindak. Hal ini menekan seberapa pentingnya mengambil langkah-langkah proaktif dan kreatif, untuk melindungi ekologi informasi kita dari orang-orang yang berupaya merusaknya melalui kampanye misinformasi.

Teknik-teknik yang dijelaskan dalam penelitian ini juga memberikan dasar bagi upaya masa depan, untuk menjamin kebenaran dan keaslian informasi di era digital, mengingat pesatnya evolusi disinformasi.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda meemiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya