Liputan6.com, Jakarta - Hoaks seputar BBM Pertalite banyak beredar di masyarakat. Hoaks ini menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.
Lalu apa saja hoaks seputar BBM Pertalite? Berikut beberapa di antaranya:
1. Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video ini Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan Oplos Pertalite Jadi Pertamax
Advertisement
Sebuah video yang diklaim Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Instagram pada 26 Februari 2025.
Dalam video tersebut, terlihat Riva yang mengenakan rompi tahanan Kejaksaan Agung sedang memegang gelas berisi cairan berwarna hijau. Ia kemudian menuangkan cairan tersebut ke gelas lainnya yang berisi cairan berwarna biru. Video itu kemudian disebut-sebut sebagai cara Riva Siahaan mengoplos Pertalite menjadi Pertamax.
"Oplos Pertalite Jadi Pertamax! Modus Korupsi Dirut Pertamina Patra Niaga," demikian narasi dalam video tersebut.
Konten yang disebarkan akun Instagram tersebut telah 82.483 kali disukai dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Sebelumnya, penyidik Kejagung resmi menetapkan tujuh tersangka atas kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. Salah satunya yaitu Riva Siahaan selaku Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga.
Benarkah dalam video tersebut Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Hoaks Daftar Motor yang Tidak Boleh Isi BBM Pertalite
Beredar di media sosial postingan berisi daftar motor yang tidak boleh isi BBM Pertalite. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 3 September 2024.
Dalam postingannya terdapat poster dengan narasi: "Motor yang dilarang mengisi Pertalite mulai 1 Oktober 2024."
Beberapa merek dan jenis motor juga disebutkan dalam postingan itu seperti Honda PCX, Honda ADV 150, Suzuki Satria R150, Yamaha Lexi, hingga Ninja ZX10R.
Akun itu menambahkan narasi:
"Na Baco lur...Motor yg dilarang isi pertalite??Alhamdulillah aku Honda beat jadi pacak isi pertalite"
Lalu benarkah postingan berisi daftar motor yang tidak boleh isi BBM Pertalite? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Tidak Benar Mulai 1 September 2024 Pertalite Tak Dijual di SPBU Pertamina
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 Agustus 2024.
Klaim mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina berupa tulisan sebagai berikut.
"Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.
Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi."
Benarkah klaim mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina? Simak dalam artikel berikut ini...
Cara Memeriksa Keaslian Informasi
Untuk menghindari penyebaran hoaks, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk memeriksa keaslian informasi sebelum mempercayainya dan menyebarkannya lebih lanjut. Pertama, periksa sumber informasi. Pastikan informasi tersebut berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel, seperti situs web resmi pemerintah atau perusahaan terkait (dalam hal ini, Pertamina).
Kedua, cari klarifikasi resmi. Jika Anda menemukan informasi yang meragukan, cari klarifikasi resmi dari pihak yang terkait. Ketiga, gunakan mesin pencari fakta atau situs web cek fakta untuk memverifikasi informasi tersebut. Banyak situs web yang menyediakan layanan cek fakta dan dapat membantu kita memastikan kebenaran informasi.
Terakhir, waspadai informasi yang terlalu sensasional atau tidak masuk akal. Informasi seperti ini seringkali merupakan tanda hoaks. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi penyebaran hoaks dan memastikan informasi yang kita sebarkan akurat dan bertanggung jawab.
Kesimpulannya, penting untuk selalu waspada dan kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial. Jangan mudah terpancing oleh informasi yang belum tentu benar. Selalu lakukan pengecekan fakta sebelum menyebarkan informasi lebih lanjut untuk mencegah penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan. Lindungi diri Anda dan orang lain dari dampak negatif hoaks dengan selalu mengedepankan sikap kritis dan bertanggung jawab dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Advertisement
