Dari Hieroglif Mesir hingga Dipakai Artis Korea, Sandal Jepit Jadi Alas Kaki Favorit Warga Indonesia

Dari Mesir Kuno hingga Korea, sandal jepit jadi simbol gaya hidup warga Indonesia lintas generasi.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 11 Apr 2025, 10:28 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 10:25 WIB
Ilustrasi Sandal Jepit
Ilustrasi sandal jepit. (Public Domain)... Selengkapnya
Sandal Jepit dengan Kemasan Mewah Dijual di Arab Saudi Seharga Rp19 Juta
Sandal Jepit dengan Kemasan Mewah Dijual di Arab Saudi Seharga Rp19 Juta.  foto: Instagram @kuwaitinside dan X @trndkw__... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Di tengah padatnya lalu lintas kota, teriknya cuaca tropis, dan gaya hidup yang serba cepat, sandal jepit muncul sebagai pahlawan alas kaki. Murah, ringan, dan mudah dipakai kapan saja membuatnya jadi favorit masyarakat Indonesia lintas usia dan kelas sosial. Namun, tahukah kamu bahwa kisah sandal jepit ternyata membentang jauh—hingga ribuan tahun ke belakang?

Sejak era Mesir Kuno hingga dipakai oleh selebritas Korea Selatan, sandal jepit telah mengalami transformasi budaya yang menarik. Kini, alas kaki yang dulunya dipakai untuk ke kamar mandi atau pantai ini telah menjelma menjadi simbol gaya hidup masyarakat. Bahkan, muncul kontroversi ketika penggunaannya dianggap tidak pantas untuk naik motor atau hadir di ruang formal.

Pemakaian sandal jepit yang keluar dari relnya tentu saja mengikuti cara berpikir dan bertindak khas sebagian masyarakat Indonesia. Bagaimana perjalanan alas kaki sederhana ini bisa mencapai status ikonik? Simak penelusurannya berikut ini.

Sandal Tertua yang Pernah Ada

Sejarah sandal jepit dimulai dari ribuan tahun lalu. Gambar sandal pertama kali ditemukan pada lukisan dinding di Mesir Kuno yang berasal dari sekitar 4.000 SM. Masyarakat saat itu membuat sandal dari daun papirus yang dianyam, sebagai pelindung dari panasnya gurun.

Tradisi ini ternyata juga berkembang di tempat lain. Di Amerika Selatan, suku-suku asli membuat sandal dari tanaman Sisal, sementara penduduk Meksiko menggunakan tanaman Yuca. Bahkan di India, sandal dibuat dari kayu, sedangkan di Jepang dan Cina dibuat dari jerami padi.

Seiring waktu, konsep alas kaki terbuka ini mengalami modifikasi, baik dari segi bahan maupun bentuknya. Saat era modern mulai berkembang, Jepang menjadi salah satu pelopor dalam mempopulerkan sandal jepit berbahan karet yang kemudian dikenal dunia.

Perjalanan Sandal Jepit Menyeberangi Dunia

Pada 1930-an, Jepang memperkenalkan sandal jepit berbahan karet ringan yang mudah diproduksi massal. Setelah Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat yang bertugas di Jepang membawa pulang sandal jepit ke negaranya. Di sana, sandal ini awalnya digunakan untuk ke pantai atau kamar mandi.

Masuk ke Indonesia, sandal jepit mulai dikenal lewat produk-produk buatan Jepang seperti Daimatu. Pada awalnya, alas kaki ini tergolong semi-mewah karena harganya cukup mahal. Namun, seiring masuknya produksi lokal, sandal jepit menjadi semakin terjangkau dan digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Uniknya, di Indonesia, fungsi sandal jepit berkembang di luar konteks aslinya. Ia bukan hanya dipakai ke kamar mandi atau pantai, tapi juga dipakai ke kuliah, pasar, hingga bahkan acara pernikahan. Ini mencerminkan cara berpikir masyarakat yang cenderung universal terhadap fungsi benda.

Popularitas dan Kontroversi di Indonesia

Sandal jepit semakin naik daun ketika idol K-pop seperti Sehun EXO kedapatan mengenakannya di bandara setelah konser di Jakarta. Kehadiran sandal jepit buatan Indonesia di dunia internasional pun membuat masyarakat bangga, terutama karena produknya dikenal tahan lama dan nyaman.

Namun, sandal jepit juga tidak lepas dari kontroversi. Salah satunya saat kepolisian RI mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakannya saat mengendarai motor karena alasan keamanan. 

Imbauan ini sempat menuai reaksi keras dari masyarakat, karena bagi banyak orang, sandal jepit adalah alas kaki sehari-hari yang paling praktis. Namun dari sisi keselamatan, imbauan ini menunjukkan perlunya pemahaman fungsi spesifik pada setiap jenis alas kaki.

Raja Sandal Jepit dari Jakarta untuk Seluruh Negeri

Sandal Jepit Swallow (Foto: Blibli)
Sandal Jepit Swallow (Foto: Blibli)... Selengkapnya

Salah satu merek sandal jepit paling populer di Indonesia adalah Swallow. Diproduksi oleh PT Sinar Jaya Prakarsa sejak tahun 1987, Swallow hadir dengan desain sederhana: sol polos dan tali berbentuk huruf V. Namun di balik desain itu, ada pabrik dengan ribuan karyawan dan proses produksi yang terus berevolusi.

Awalnya hanya memiliki 500 karyawan, kini pabrik Swallow mempekerjakan hampir 2.000 orang dan mampu memproduksi sandal dalam kapasitas lima kali lipat dari awal berdiri. Produk-produknya bahkan sudah menjangkau pasar internasional.

Swallow menggunakan bahan utama karet alam kelas internasional dan EVA (Ethylene-Vinyl Acetate), menjadikan produknya tahan lama sekaligus ringan. Logo Swallow yang bergambar burung wallet juga punya filosofi: kebebasan, pertumbuhan, dan kesetiaan.

Fungsi, Filosofi, dan Masa Depan Sandal Jepit

Sandal jepit bukan sekadar alas kaki; bagi sebagian orang Indonesia, ia simbol kesederhanaan, fungsionalitas, bahkan identitas rakyat kecil. Filosofi kesederhanaan ini menjadikan sandal jepit dipakai dalam berbagai situasi yang tidak terbayangkan di negara lain.

Namun di sisi lain, kurangnya kesadaran terhadap fungsi khusus menjadikan sandal jepit rentan disalahgunakan. Dari kuliah hingga berkendara motor, sandal ini kadang tidak sesuai konteks penggunaannya, yang akhirnya memunculkan aturan atau imbauan dari otoritas.

Meskipun demikian, masa depan sandal jepit masih cerah. Inovasi desain, kolaborasi dengan merek fesyen, hingga ekspansi ke pasar ekspor membuatnya tetap relevan. Siapa tahu, dalam waktu dekat, sandal jepit akan kembali naik panggung dunia—bukan hanya karena fungsinya, tapi juga gaya hidup dan budaya yang dibawanya.

Pertanyaan Seputar Topik

Kenapa sandal jepit sangat populer di Indonesia?

Karena harganya murah, mudah dipakai, dan cocok dengan iklim tropis Indonesia yang panas dan lembap.

Apakah sandal jepit aman untuk mengendarai motor?

Tidak sepenuhnya aman. Polisi mengimbau untuk tidak menggunakan sandal jepit saat berkendara karena tidak melindungi kaki dengan baik saat kecelakaan.

Apa sejarah awal sandal jepit?

Sandal jepit pertama kali ditemukan di Mesir Kuno sekitar 4.000 SM dan dibuat dari daun papirus. Bentuk modernnya berasal dari Jepang pada 1930-an.

Merek sandal jepit apa yang paling terkenal di Indonesia?

Swallow adalah salah satu merek sandal jepit paling terkenal dan legendaris di Indonesia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya