Citizen6, Jakarta Festival budaya yang digelar di Taman Balaikambang Surakarta ini berlangsung selama tiga hari, terhitung dimulai pada tanggal 28 hingga 30 November, festival ini merupakan yang pertama di Jawa Tengah bahkan Indonesia. Festival ini menampilkan kreasi payung-payung mulai dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Tasikmalaya hingga Bali.
Solo menjadi tuan rumah festival ini dan Balaikambang menjadi pilihan yang tepat dalam pagelaran festival ini. Taman seluas 9,8 hektar ini dihias dengan payung warna-warni dan lampu-lampu indah menjadikan festival ini semakin menarik. Festival ini tidak hanya menampilkan kreasi-kreasi payung dari berbagai daerah saja, namun juga menampilkan beberapa art performance selama tiga hari. Banyak orang-orang yang terlibat dalam acara ini mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Baca Juga
“Kami mempersiapkan acara ini tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar dua bulan. Festival ini menjadi langkah awal untuk kemudian akan diadakan event yang lebih besar lagi pada tahun berikutnya.” Ujar Heru Mataya, panitia acara festival payung Indonesia.
Advertisement
Festival payung ini digelar untuk mengembangkan ruang kreatif baru dalam industri kreatif berdaya asing. Di Indonesia sendiri sudah lama mengembangkan kerajinan payung. Namun saat ini kerajinan payung sudah mulai memudar, untuk itu festival ini diharapkan dapat memicu kembali perkembangan industri kreatif di Indonesia. Selain itu, festival ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran budaya utamanya kepada para generasi muda yang semakin lama semakin tidak mengenal budayanya sendiri.
“Wonderful Indonesia” adalah tema yang digunakan dalam festival ini dengan tujuan selain mengembangkan industri juga mampu mendatangkan wisatawan untuk berkunjung di Indonesia. Tidak hanya wisatawan asing namun juga wisatawan lokal utamanya kepada generasi muda yang mulai menghilangkan akar budaya Indonesia. Budaya Indonesia semakin terkikis oleh masuknya budaya-budaya asing. Diharapkan dengan acara ini dapat memperkenalkan kembali salah satu budaya Indonesia kepada generasi pemuda.
“Acara ini cukup menarik, dan ini untuk pertama kalinya bagi kami berpartisipasi dalam festival ini. Kami sangat senang dapat secara langsung kami dapat membawa budaya Indonesia untuk lebih dikenal masyarakat. Acara ini juga unik sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.” Ujar duta pariwisata kota Semarang.
Saat ini banyak sekali kegiatan-kegiatan remaja yang dipengaruhi budaya barat, menari tradisional kini tergantikan oleh tarian break dance, lagu-lagu daerah sudah jarang dinyanyikan sedangkan lagu bahasa inggris terdengar dimana-mana, kerajinan dan kesenian khas daerah-daerah Indonesia pun mulai luntur. Jadilah generasi penerus Indonesia yang berwawasan global namun tetap menjaga kebudayaan bangsa dan negaranya.
Penulis:
Rania Fatma Razany, Universitas Diponegoro