Persentase Pembagian Zakat Fitrah: Panduan Lengkap dan Ketentuan Syariatnya

Pelajari persentase pembagian zakat fitrah yang tepat sesuai syariat Islam. Panduan lengkap mulai dari pengertian, perhitungan, hingga penyalurannya.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 05 Mar 2025, 09:39 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 09:10 WIB
persentase pembagian zakat fitrah
persentase pembagian zakat fitrah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim menjelang Idul Fitri. Secara bahasa, zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Sedangkan secara istilah, zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, merdeka maupun hamba sahaya pada akhir bulan Ramadhan.

Dasar hukum kewajiban zakat fitrah terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits, di antaranya:

Firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 103:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Hadits riwayat Ibnu Umar RA:

"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah (berbuka) bulan Ramadhan sebanyak satu sha' kurma, atau satu sha' gandum atas setiap orang muslim, merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari dalil-dalil tersebut, para ulama sepakat bahwa hukum menunaikan zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini berlaku bagi semua kalangan, baik anak-anak, dewasa, laki-laki, perempuan, orang merdeka maupun budak.

Promosi 1

Syarat Wajib dan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

Agar ibadah zakat fitrah sah dan diterima, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh muzakki (pembayar zakat), yaitu:

  1. Beragama Islam
  2. Lahir sebelum terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
  3. Memiliki kelebihan makanan pokok untuk diri sendiri dan keluarga yang menjadi tanggungannya pada malam dan hari raya Idul Fitri

Adapun waktu pembayaran zakat fitrah terbagi menjadi beberapa kategori:

  1. Waktu yang diperbolehkan: sejak awal Ramadhan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri
  2. Waktu wajib: setelah terbenamnya matahari di akhir Ramadhan
  3. Waktu yang lebih utama (afdhal): sebelum berangkat melaksanakan shalat Idul Fitri
  4. Waktu makruh: setelah shalat Idul Fitri hingga sebelum terbenamnya matahari pada hari raya
  5. Waktu haram: setelah terbenamnya matahari pada hari raya Idul Fitri

Penting untuk diingat bahwa membayar zakat fitrah sebelum waktu yang ditentukan tidak sah dan harus diulangi pada waktunya. Sedangkan membayar setelah waktu yang ditentukan dianggap sebagai hutang yang tetap wajib ditunaikan.

Besaran dan Jenis Zakat Fitrah

Besaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha' makanan pokok. Satu sha' setara dengan 4 mud, dan 1 mud kira-kira sebesar dua telapak tangan orang dewasa. Jika dikonversikan ke dalam ukuran berat, satu sha' setara dengan:

  1. 2,5 kg beras (menurut mayoritas ulama)
  2. 3,5 liter beras (menurut sebagian ulama)

Jenis makanan yang dapat digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah makanan pokok yang biasa dikonsumsi di daerah setempat. Di Indonesia, umumnya menggunakan beras. Namun, di daerah lain bisa juga menggunakan gandum, jagung, atau makanan pokok lainnya.

Beberapa ulama kontemporer membolehkan pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang yang nilainya setara dengan harga makanan pokok tersebut. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kemaslahatan dan kemudahan bagi mustahik (penerima zakat). Namun, sebaiknya tetap mengikuti ketentuan yang berlaku di daerah masing-masing.

Golongan Penerima Zakat Fitrah (Mustahik)

Berdasarkan Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 60, terdapat delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, termasuk zakat fitrah. Kedelapan golongan tersebut adalah:

  1. Fakir: orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
  2. Miskin: orang yang memiliki harta atau pekerjaan namun belum mencukupi kebutuhan hidupnya
  3. Amil: orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat
  4. Muallaf: orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk memperkuat keimanannya
  5. Riqab: budak yang ingin memerdekakan dirinya
  6. Gharimin: orang yang memiliki hutang untuk kebutuhan hidup yang halal dan tidak mampu membayarnya
  7. Fi sabilillah: orang yang berjuang di jalan Allah dalam berbagai bentuk kebaikan
  8. Ibnu sabil: musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya

Meski demikian, para ulama berbeda pendapat mengenai prioritas penyaluran zakat fitrah. Sebagian berpendapat bahwa zakat fitrah lebih diutamakan untuk fakir miskin, sementara yang lain membolehkan penyaluran kepada seluruh asnaf sesuai kebutuhan.

Persentase Pembagian Zakat Fitrah

Dalam hal persentase pembagian zakat fitrah, terdapat beberapa pendapat di kalangan ulama: 

 

  • Mazhab Syafi'i:

 

Imam Syafi'i berpendapat bahwa zakat fitrah harus dibagikan secara merata kepada delapan asnaf jika semuanya ada. Jika tidak semua asnaf ada, maka dibagikan kepada asnaf yang ada saja. Minimal tiga orang dari masing-masing asnaf harus menerima zakat fitrah.

 

  • Mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali:

 

Ketiga mazhab ini membolehkan pembagian zakat fitrah hanya kepada satu asnaf saja, bahkan kepada satu orang dari asnaf tersebut jika memang sangat membutuhkan. Mereka lebih menekankan pada aspek kemaslahatan dan prioritas kebutuhan.

 

  • Praktik Modern:

 

Lembaga-lembaga zakat modern di Indonesia seringkali menerapkan pembagian yang lebih fleksibel, dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa lembaga zakat menggunakan persentase pembagian sebagai berikut: 

 

  • Fakir miskin: 60-70%

 

 

  • Amil: 10-12.5%

 

 

  • Fi sabilillah: 10-15%

 

 

  • Asnaf lainnya: sisanya, sesuai kebutuhan

 

Penting untuk dicatat bahwa persentase pembagian ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Yang terpenting adalah memastikan bahwa zakat fitrah sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan memberikan manfaat maksimal bagi para mustahik.

Cara Menghitung Zakat Fitrah

Perhitungan zakat fitrah relatif sederhana dibandingkan dengan jenis zakat lainnya. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung zakat fitrah: 

 

  • Tentukan jenis makanan pokok yang akan digunakan sebagai zakat fitrah (umumnya beras di Indonesia)

 

 

  • Hitung jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan, termasuk diri sendiri

 

 

  • Kalikan jumlah anggota keluarga dengan besaran zakat fitrah per orang (2,5 kg atau 3,5 liter)

 

 

  • Jika ingin membayar dalam bentuk uang, konversikan jumlah beras tersebut ke dalam nilai rupiah sesuai harga beras di pasaran 

Contoh perhitungan:

Sebuah keluarga terdiri dari 5 orang (ayah, ibu, dan 3 anak)

Besaran zakat fitrah per orang: 2,5 kg beras

Total zakat fitrah yang harus dibayarkan: 5 x 2,5 kg = 12,5 kg beras

Jika harga beras di pasaran Rp12.000/kg, maka nilai zakat fitrah dalam bentuk uang adalah:

12,5 kg x Rp12.000 = Rp150.000

Penting untuk diingat bahwa besaran dan nilai zakat fitrah dapat berbeda-beda di setiap daerah, tergantung pada jenis dan harga makanan pokok setempat. Oleh karena itu, sebaiknya mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga zakat atau masjid setempat.

Tata Cara Pembayaran dan Penyaluran Zakat Fitrah

Untuk memastikan zakat fitrah sampai kepada yang berhak menerimanya, berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh dalam membayar dan menyalurkan zakat fitrah:

  1. Melalui Amil Zakat:
    • Bayarkan zakat fitrah ke masjid terdekat atau lembaga amil zakat resmi
    • Pastikan lembaga tersebut memiliki izin resmi dari pemerintah
    • Minta bukti pembayaran sebagai dokumentasi
  2. Pembayaran Online:
    • Manfaatkan layanan pembayaran zakat online yang disediakan oleh lembaga zakat resmi
    • Pastikan keamanan transaksi dan keabsahan lembaga penyalur
    • Simpan bukti transfer sebagai dokumentasi
  3. Penyaluran Langsung:
    • Identifikasi mustahik di lingkungan sekitar yang berhak menerima zakat fitrah
    • Pastikan penerima termasuk dalam 8 asnaf yang berhak menerima zakat
    • Salurkan zakat fitrah secara langsung disertai niat yang benar

Dalam menyalurkan zakat fitrah, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

  • Utamakan penyaluran kepada fakir miskin di lingkungan terdekat
  • Pastikan zakat fitrah sampai ke tangan mustahik sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri
  • Jika menyalurkan melalui lembaga, pastikan lembaga tersebut amanah dan profesional
  • Hindari menunda-nunda pembayaran zakat fitrah hingga lewat waktu yang ditentukan

Dengan memperhatikan tata cara pembayaran dan penyaluran yang benar, diharapkan zakat fitrah dapat memberikan manfaat maksimal bagi para mustahik dan mewujudkan tujuan sosial ekonomi dari ibadah zakat.

Hikmah dan Manfaat Zakat Fitrah

Zakat fitrah memiliki berbagai hikmah dan manfaat, baik bagi muzakki (pembayar zakat) maupun mustahik (penerima zakat). Beberapa di antaranya adalah:

  1. Membersihkan jiwa:
    • Zakat fitrah berfungsi untuk membersihkan jiwa muzakki dari sifat kikir dan egois
    • Menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT
    • Melatih diri untuk peduli terhadap sesama
  2. Menyempurnakan ibadah puasa:
    • Zakat fitrah menjadi penyempurna ibadah puasa Ramadhan
    • Membersihkan puasa dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia
    • Meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadhan
  3. Membantu kaum dhuafa:
    • Memberikan kebahagiaan kepada fakir miskin di hari raya
    • Memenuhi kebutuhan pokok mustahik, terutama di hari raya
    • Mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat
  4. Menumbuhkan solidaritas sosial:
    • Mempererat hubungan antar sesama muslim
    • Menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial
    • Mewujudkan masyarakat yang saling tolong-menolong
  5. Mendidik jiwa dermawan:
    • Melatih diri untuk gemar berbagi dan bersedekah
    • Menumbuhkan sifat dermawan dan tidak terikat pada harta dunia
    • Meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial

Dengan memahami hikmah dan manfaat zakat fitrah, diharapkan setiap muslim dapat menunaikannya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Zakat fitrah bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian sosial yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat.

Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Mal

Meski sama-sama termasuk dalam kategori zakat, zakat fitrah dan zakat mal memiliki beberapa perbedaan mendasar. Berikut adalah perbandingan antara kedua jenis zakat tersebut:

Aspek Zakat Fitrah Zakat Mal
Waktu Pelaksanaan Hanya di bulan Ramadhan hingga sebelum shalat Idul Fitri Dapat dilakukan sepanjang tahun setelah mencapai haul dan nisab
Subjek Zakat Setiap muslim, baik kaya maupun miskin, dewasa maupun anak-anak Muslim yang memiliki harta mencapai nisab dan haul
Besaran Zakat Tetap (2,5 kg atau 3,5 liter makanan pokok) Bervariasi tergantung jenis harta (umumnya 2,5% dari total harta)
Jenis Harta Makanan pokok atau uang senilai makanan pokok Berbagai jenis harta (emas, perak, uang, hasil pertanian, ternak, dll)
Tujuan Utama Membersihkan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa Membersihkan harta dan membantu kaum dhuafa
Perhitungan Relatif sederhana Lebih kompleks, tergantung jenis harta

Meski memiliki perbedaan, baik zakat fitrah maupun zakat mal sama-sama memiliki tujuan mulia untuk membersihkan harta dan jiwa, serta membantu kaum dhuafa. Setiap muslim dianjurkan untuk menunaikan kedua jenis zakat tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tantangan dan Solusi dalam Pengelolaan Zakat Fitrah

Pengelolaan zakat fitrah di era modern menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan tersebut beserta solusi yang dapat diterapkan: 

 

  • Tantangan: Kurangnya pemahaman masyarakat tentang zakat fitrah

 

Solusi: 

 

  • Meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang zakat fitrah melalui berbagai media

 

 

  • Mengadakan seminar dan pelatihan tentang fikih zakat

 

 

  • Menyediakan layanan konsultasi zakat yang mudah diakses masyarakat 

 

  • Tantangan: Kesulitan dalam mengidentifikasi mustahik yang tepat

 

Solusi: 

 

  • Melakukan pendataan mustahik secara komprehensif dan berkala

 

 

  • Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk validasi data

 

 

  • Menggunakan teknologi informasi untuk pengelolaan database mustahik 

 

  • Tantangan: Distribusi zakat fitrah yang tidak merata

 

Solusi: 

 

  • Menyusun peta distribusi zakat fitrah berdasarkan kebutuhan wilayah

 

 

  • Mengoptimalkan jaringan amil zakat hingga ke pelosok daerah

 

 

  • Menerapkan sistem cross-check untuk menghindari duplikasi penerima 

 

  • Tantangan: Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat

 

Solusi: 

 

  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat

 

 

  • Melakukan audit berkala dan mempublikasikan laporan keuangan

 

 

  • Mengoptimalkan teknologi untuk memudahkan tracking distribusi zakat 

 

  • Tantangan: Penyalahgunaan dana zakat fitrah

 

Solusi: 

 

  • Memperkuat sistem pengawasan internal dan eksternal

 

 

  • Menerapkan sanksi tegas bagi penyalahguna dana zakat

 

 

  • Melibatkan masyarakat dalam pengawasan distribusi zakat 

Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, diharapkan pengelolaan zakat fitrah dapat lebih optimal, tepat sasaran, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga pengelola zakat, dan masyarakat untuk mewujudkan tata kelola zakat fitrah yang profesional dan amanah.

Kesimpulan

Zakat fitrah merupakan kewajiban setiap muslim yang memiliki peran penting dalam membersihkan jiwa dan membantu kaum dhuafa. Persentase pembagian zakat fitrah harus memperhatikan prioritas dan kemaslahatan para mustahik, dengan tetap mengacu pada ketentuan syariat dan kondisi masyarakat setempat.

Beberapa poin penting yang perlu diingat terkait zakat fitrah:

  1. Besaran zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5 liter makanan pokok
  2. Waktu pembayaran yang utama adalah sebelum shalat Idul Fitri
  3. Prioritas penerima adalah fakir miskin, namun dapat juga disalurkan kepada 8 asnaf
  4. Persentase pembagian dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat
  5. Pembayaran dapat dilakukan melalui amil zakat resmi atau disalurkan langsung

Dengan memahami dan mengamalkan ketentuan zakat fitrah dengan benar, diharapkan setiap muslim dapat menunaikan kewajibannya dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan dalam menunaikan zakat fitrah sesuai dengan syariat Islam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya