"Tadarusan Buku" di Museum KAA, Bandung

Komunitas literasi ini membudayakan semangat membaca dengan cara yang unik. Seperti apakah?

oleh Dini Nurilah diperbarui 16 Mei 2015, 10:50 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2015, 10:50 WIB
"Tadarusan Buku" di Museum KAA, Bandung
Komunitas literasi ini membudayakan semangat membaca dengan cara yang unik. Seperti apakah?

Citizen6, Jakarta Sebuah komunitas literasi di Bandung menjadi wadah berkumpul para peminat sejarah, tukang diskusi, budayawan, akademisi, maupun para mahasiswa yang masih bergelora untuk kembali menyuarakan pesan-pesan masa lalu yang kini terlupakan oleh generasi muda, maupun masyarakat luas. Yaitu mencoba mengkulik pendalaman nilai-nilai dari spirit Bandung, yang menjadi pilar dari konperensi Bandung 1955. Kemudian hendak memaknai spirit tersebut untuk diaktualisasikan dalam konteks kekinian, termasuk mengkaji potensi sosial budaya bangsa-bangsa Asia Afrika.

Asian African Reading Club (AARC) berdiri di Bandung, tanggal 23 Agustus 2009. Bertempat di Museum Konperensi Asia Afrika, Jalan Asia Afrika 65 Bandung. Komunitas ini memiliki visi sebagai kelompok referensi bagi tumbuhkembangnya nilai-nilai Konperensi Asia Afrika. Adapun nilai termaksud, diantaranya adalah niat baik, kerjasama, kesetaraan, dan hidup berdampingan dengan damai (peacepul co- existence).
Disamping itu salah satu tujuan pendirian AARC adalah juga untuk menumbuhkan semangat dan budaya baca di kalangan masyarakat Indonesia, terutama bagi generasi muda dalam membaca teks buku sejarah, pemikiran dan ideologi kebangsaan.

Dengan moto "Tak Sekedar Membaca" kegiatan utama dari komunitas literasi ini ialah program tadarus buku.
Mendengar kata 'tadarus' bagi beberapa orang mungkin langsung mengasosiasikannya dengan 'mengaji bersama'. Tak berbeda dengan kegiatan mengaji bersama tersebut, Tadarusan buku di komunitas AARC yang diadakan setiap hari Rabu, dari jam 5 sore hingga 8 malam memang dilakukan bersama-sama. Yaitu, setiap orang membacakan buku yang tengan menjadi obyek diskusi secara satu persatu dengan suara lantang dan lebih baik lagi ditambah dengan nada/intonasi suara layaknya orang yang tengah mendongeng atau tampil dalam sebuah pentas teater.
Adapun aktivitas lain yang dilakukan meliputi :
- Tadarusan buku (Membaca bersama lalu diikuti dengan diskusi isi buku)
Setiap hari Rabu bertempat di Ruang Audiovisual Museum Asia Afrika, setiap pukul 5 sore hingga 8 malam
- Penerbitan buku
-Napak tilas
-Musik dan Sastra

Dari buku "The Bandung Connection" karya Dr. Roeslan Abdulgani,"Tonggak-tonggak perjalananku" karya Ali Sastroamidjojo, "Di Bawah Bendera Revolusi" nya Ir. Soekarno, hingga buku Bung Hatta berjudul "Indonesia Merdeka" telah digodok dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan komunitas ini di setiap minggunya.
Nah, bagaimana? bagi Anda yang berminat pada sejarah, pembaca buku, atau seorang penyuka diskusi bisa meluangkan waktunya untuk mengenal komunitas di Bandung ini lebih dekat langsung menuju tempatnya.Ataupun, metode membaca 'tadarusan buku' dari komunitas ini dapat menjadi inspirasi Anda dan sahabat untuk membudayakan semangat baca. Silahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya