Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan menjadi momen bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kajian subuhnya, penceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyoroti dua golongan hamba yang tampak menonjol di bulan penuh berkah ini, mereka yang senantiasa taat dan mereka yang bertobat dari kesalahan.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an, Allah SWT memberikan petunjuk bagi umat Islam dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadhan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 186, Allah menegaskan bahwa Dia selalu dekat dengan hamba-Nya yang ingin taubat dan berdoa kepada-Nya.
Advertisement
"Wa-idza sa-alaka 'ibaadi 'anni fa-innii qariibun ujiibu da’watad-da’i idza da’aan."
Advertisement
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Golongan pertama adalah mereka yang sejak awal sudah istiqamah dalam ketaatan. Ketika Ramadhan tiba, mereka semakin meningkatkan kualitas ibadah, baik dari segi sholat, tilawah Al-Qur’an, maupun sedekah.
Dilansir dari tayangan video di kanal YouTube @AdiHidayatOfficial, UAH mencontohkan bagaimana para ulama terdahulu seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i yang semakin memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadan. Bahkan, Imam Syafi’i dikisahkan mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dua kali sehari selama bulan ini.
"Hamba-hamba yang taat akan semakin mendekat kepada Allah di bulan Ramadan, mereka berlomba-lomba dalam kebaikan, memperbanyak ibadah, dan menambah ketakwaan," ujar UAH.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Pelaku Maksiat yang Bertobat, Allah Tetap Menerima Hamba-Nya
Golongan kedua adalah mereka yang selama ini lalai dan bergelimang maksiat, tetapi memiliki tekad untuk bertobat ketika Ramadan tiba.
Dalam Surah Az-Zumar ayat 53, Allah tetap memanggil mereka dengan sebutan "hamba-Ku", meskipun mereka telah banyak melakukan dosa:
"Qul yaa ‘ibaadiyalladziina asrafuu ‘alaaa anfusihim laa taqnatuu min rahmatillah, innallaaha yaghfiruz-zunuuba jamii’aa."
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.’” (QS. Az-Zumar: 53)
UAH menegaskan bahwa Ramadan adalah kesempatan emas bagi mereka yang ingin kembali ke jalan Allah SWT. Siapa pun yang bertobat dengan sungguh-sungguh, niscaya akan diampuni dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Man shaama ramadhaana imaanan wahtisaaban, ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih."
Artinya: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan dengan iman dan penuh pengharapan kepada Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari & Muslim).
Advertisement
Allah SWT Dekat dengan Hamba yang Bertobat
Selain itu, mereka yang menghidupkan malam-malam Ramadan, terutama Lailatul Qadar, juga akan mendapatkan ampunan sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:
"Man qaama lailatal-qadri imaanan wahtisaaban, ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih."
Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)
UAH menekankan bahwa Allah SWT selalu membuka pintu ampunan bagi siapa pun yang ingin kembali ke jalan-Nya. Bahkan, ketika seorang hamba melangkah sedikit untuk kembali kepada Allah, maka Allah akan lebih cepat mendekatinya.
“Kalau kita berjalan menuju Allah, Allah akan datang dengan berlari. Artinya, semakin kita mendekat, Allah lebih cepat menerima kita,” jelas UAH.
Oleh karena itu, baik mereka yang telah lama taat maupun yang baru ingin bertobat di bulan Ramadan, kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebab, kita tidak tahu apakah akan diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ramadan berikutnya.
“Kalau dengan segala kemuliaan yang Allah bentangkan di bulan ini kita masih enggan bertobat, lalu dengan cara apa lagi kita akan meminta ampunan dari-Nya?” tutup UAH.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
