Citizen6, Jakarta Hari itu, tujuh tahun yang lalu dengan segala idealisme yang diusung dari kampus, saya coba menelusuri terjalnya Jalan Bengkari (jalan super sulit di kabupaten Lembata).
Tergelincir, jatuh lalu bangun lagi menjadi bumbu wajib yang mewarnai perjalanan awal itu dan hal ini hampir saja meruntuhkan mimpiku untuk menjadi "guru sesungguhnya".
Melewati hembusan angin gunung yang begitu menusuk akhirnya saya bisa mencapai Desa Lamalela, tempat dimana berdirinya SMPN Satu Atap Ilewutung (satu dari sekian sekolah terpencil yang ada di kabupaten Lembata). Sebuah bangunan yang "megah" di tengah desa berdiri kokoh diantara rindangnya pohon kemiri, seolah menyadarkan saya bahwa sebuah keajaiban telah terjadi di tempat ini.
Bayangkan! Sebuah tempat terpencil yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua (Itupun kalau pengemudinya siap jatuh), kondisi tanahnya jelek, airnya sulit, listriknya tidak jelas dan komukasinya mati hidup, bisa membangun sebuah sekolah megah yang bahkan pembangunanya di audit oleh lembaga LSM.
Setelah bertemu dan berbagi cerita dengan para guru dan masyarakat, akhirnya saya tahu bahwa mereka hanya mau membatu anak-anak mereka untuk "menyentuh impianya".
Saya begitu tersentuh, bahkan sampai detik ini ketika sudah mulai ada sedikit perubahan pada desa itu. Sering kami para guru dikritik karena mengaku kalah pada keaadaan itu, tidak disiplin, dan tidak bertanggung jawab pada profesi yang diemban.
Advertisement
Pengirim:
Heri Lengari
Twitter: @hyrolado
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini