Liputan6.com, Jakarta Sampai 31 Juli 2016, Kami telah menyelesaikan petualangan di pulau selatan New Zealand, selama 10 hari. Selama itu kami mengelilingi beberapa tempat menarik dan menantang di sana. Dan kisah kali ini dimulai dari perjalanan kami selepas Wanaka menuju Queenstown hingga kembali ke Picton lewati pesisir timur sepanjang 1000Km yang menegangkan serta mengaggumkan.
Baca Juga
Advertisement
Ketika melihat hari yang cerah saya putuskan dari Wanaka menuju Queenstown melintasi Crown Range. Di sini kamu menemukan jalanan berkelok puluhan kilometer. Yang lebih menarik, akan melewati daerah bersalju pas di puncaknya. Dan benar saja pegunungan yang tadinya berhiasi rerumputan kering kini menjadi putih cerah dan bikin silau mata
Namun kami harus tetap waspada dengan black ice di jalan raya. Angin bertiup kencang dan sungguh dingin, namun pemandangan sangat indah. Setelah berjalan 30 menit akhirnya kami mengarah turun ke Queenstown untuk makan siang.
Setelah itu kami langsung lanjut ke Glenorchy, sebuah kota kecil berada di paling ujung dari danau Wakatipu mengikuti jalan berliku. Namun tempat ini bukan tujuan kami sebenarnya.
Kami akan menghabiskan malam di sebuah penginapan tua yang sudah ada sejak 100 tahun lalu. Kota ini terletak 25 Km paling ujung danau Timaru, desa bernama Kinloch memang pantas dijuluki 'Gateway to Paradise'. Kenapa, karena pemandangan di desa ini sekelilingnya sangat tenteram, benar-benar serasa hidup di dunia dongeng.
Waktu itu cuaca kurang bersahabat ketika kami melanjutkan perjalanan ke Tekapo. Saat melewati Lindis pass, angin bertiup sangat kencang, seta hujan cukup deras. Udara dingin menusuk tulang. Namun perjalanan harus tetap dilanjutkan.
Saat tiba di Tekapo kami menemukan danau yang berwarna tosca. Sebelumnya kami melewati Danau Pukaki yang berlatar belakang Mount Cook yang tak tampak karena tertutup awan tebal.
Menjelang sore, kami menghangatkan diri di sebuah cafe, cuaca tak kunjung berubah sampai 2 cangkir teh barulah hujan berhenti namun yang terjadi malah turun salju, sungguh luar biasa bisa merasakan salju walau dinginnya bikin keram tangan dan hidung meler.
Tak berapa lama matahari muncul, langit biru namun masih ada salju terbawa angin. Saya berdiri di pinggir danau dekat Church of the Good Shepherd yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun benar-benar beruntung bisa merasakan New Zealand yang sesungguhnya.
Perjalanan kami lanjutkan menuju Picton (pelabuhan ferry) dengan mengikuti jalan pesisir timur yang tak kalah indahnya. Kami melewati Christchurch dan daerah peternakan dan juga perkebunan anggur di sepanjang perjalanan yang bikin betah dan semangat dengan pegunungan rerumputan hijau dan lautan yang biru walau angin samping cukup kencang. Masih musim dingin di New Zealand, namun perjalanan ini membawa berjuta kenangan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6