Masalah Tekanan Darah Tinggi karena Apa? 10+ Penyebab Ini Sering Diremehkan

Artikel ini membahas berbagai penyebab tekanan darah tinggi pada usia muda, faktor risiko yang sering diremehkan, serta langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan hipertensi.

oleh Laudia Tysara diperbarui 13 Feb 2025, 22:20 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 22:20 WIB
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, darah tinggi
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, darah tinggi. (Photo by Mufid Majnun on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tekanan darah tinggi, atau yang dikenal secara medis sebagai hipertensi, sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dialami oleh orang lanjut usia. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Data terbaru dari penelitian kesehatan nasional menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam kasus hipertensi di kalangan generasi muda Indonesia, dengan peningkatan sebesar 15% dalam lima tahun terakhir pada kelompok usia 18-35 tahun.

Situasi ini sangat mengkhawatirkan mengingat dampak jangka panjang dan potensi komplikasi serius yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi. Meskipun sering tidak menimbulkan gejala yang jelas, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ-organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal. Akibatnya, risiko terkena stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal meningkat secara dramatis, bahkan pada individu yang masih berusia muda. Misalnya, studi terbaru menunjukkan bahwa risiko stroke pada penderita hipertensi usia di bawah 40 tahun meningkat hingga 4 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah normal.

Memahami penyebab tekanan darah tinggi menjadi sangat krusial untuk upaya pencegahan dan pengendaliannya. Faktor-faktor penyebab hipertensi meliputi genetik, gaya hidup tidak sehat seperti pola makan tinggi garam dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, stres berlebihan, serta konsumsi alkohol dan rokok. Selain itu, faktor lingkungan dan sosial ekonomi juga berperan penting. Liputan6.com akan mengulas secara mendalam tentang penyebab, gejala, diagnosis, dan manajemen hipertensi, Kamis (13/2/2025).

Tekanan Darah Tinggi karena Apa?

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis serius yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah. Tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga seringkali tidak terdeteksi hingga menyebabkan komplikasi serius.

Maka dari itu, penting untuk memahami tekanan darah tinggi karena apa, agar dapat mencegah dan mengelola kondisi ini dengan efektif.

Melansir dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, survei menunjukkan prevalensi hipertensi pada anak muda Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran akan faktor risiko dan pencegahan hipertensi sejak usia muda.

Anak muda, yang didefinisikan sebagai individu berusia 16-30 tahun menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, perlu memperhatikan gaya hidup sehat untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Ketidaktahuan akan gejala hipertensi memperbesar potensi bahaya jangka panjang. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan. Meskipun dampak ini mungkin belum terasa sekarang, kerusakan organ yang terjadi secara perlahan bisa menjadi ancaman besar di masa depan.

Banyak Faktor Berkontribusi

Banyak faktor berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi karena apa, termasuk faktor genetik, usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta.

Namun, sebagian besar penyebab hipertensi dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup. Memahami faktor-faktor ini dan menerapkan perubahan gaya hidup yang sehat sangat penting untuk mencegah dan mengelola hipertensi. Penting untuk diingat bahwa meskipun beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, mengelola faktor-faktor yang dapat dikendalikan sangat penting untuk mencegah dan mengontrol hipertensi.

Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan rutin dan saran mengenai gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Pengobatan hipertensi mungkin diperlukan jika tekanan darah tetap tinggi meskipun sudah menerapkan gaya hidup sehat.

Selain itu, pola makan tidak sehat, kurang olahraga, stres, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan faktor penyebab tekanan darah tinggi karena apa.

Anak muda seringkali memiliki gaya hidup yang kurang sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula, kurang aktivitas fisik, serta sering mengalami stres. Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan risiko hipertensi pada usia muda. Oleh karena itu, penting bagi anak muda untuk menyadari risiko ini dan menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Penyebab Tekanan Darah Tinggi: Faktor yang Dapat Dikendalikan

Beberapa penyebab tekanan darah tinggi karena apa yang dapat dikendalikan meliputi gaya hidup tidak sehat. Perubahan pola hidup dapat secara signifikan mengurangi risiko hipertensi. Berikut beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan:

  1. Konsumsi garam berlebih: Asupan natrium yang tinggi meningkatkan retensi cairan, sehingga meningkatkan tekanan darah. Melansir dari Siloam Hospitals, mengonsumsi lebih dari 10 gram garam setiap hari dapat meningkatkan risiko hipertensi. Kurangi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan bumbu penyedap yang tinggi garam.

    Batasi penggunaan garam saat memasak dan di meja makan. Pilihlah alternatif bumbu seperti rempah-rempah dan herbal untuk menambah cita rasa makanan. Memilih makanan segar dan memasak sendiri di rumah dapat membantu mengontrol asupan garam.

  2. Stres: Stres kronis memicu pelepasan hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur. Cukup istirahat dan tidur yang berkualitas juga penting untuk mengurangi stres.

    Cari waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan menenangkan, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu di alam. Berbicara dengan teman atau keluarga tentang masalah yang dihadapi juga dapat membantu mengurangi stres.

  3. Kurang aktivitas fisik: Kurangnya olahraga berkontribusi pada peningkatan berat badan, resistensi insulin, dan peningkatan tekanan darah. American Heart Association (AHA) merekomendasikan olahraga aerobik sedang selama 150 menit per minggu dan latihan kekuatan minimal dua kali seminggu.

    Temukan aktivitas fisik yang disukai dan dapat dilakukan secara konsisten, seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, atau senam. Libatkan diri dalam aktivitas fisik yang menyenangkan untuk meningkatkan motivasi dan konsistensi.

  4. Obesitas dan kelebihan berat badan: Berat badan berlebih meningkatkan beban kerja jantung dan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah. Menjaga berat badan ideal dapat membantu menurunkan tekanan darah. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk membuat rencana penurunan berat badan yang aman dan efektif.

    Kombinasikan diet sehat dengan olahraga teratur untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Perubahan gaya hidup yang berkelanjutan lebih efektif daripada diet ekstrem jangka pendek.

  5. Merokok: Merokok merusak pembuluh darah, menyebabkan penyempitan dan peningkatan tekanan darah. Berhenti merokok adalah langkah penting untuk mengurangi risiko hipertensi. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dalam berhenti merokok.

    Cari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung untuk mengatasi keinginan merokok. Gunakan metode pengganti nikotin atau terapi perilaku untuk membantu proses berhenti merokok.

  6. Konsumsi alkohol berlebihan: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Batasi konsumsi alkohol sesuai rekomendasi, yaitu maksimal satu gelas untuk wanita dan dua gelas untuk pria per hari.

    Perhatikan jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Minumlah alkohol secara bertanggung jawab dan hindari minum berlebihan.

Penyebab Tekanan Darah Tinggi: Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan

Beberapa penyebab tekanan darah tinggi karena apa yang tidak dapat dikendalikan meliputi faktor genetik dan kondisi medis tertentu. Meskipun faktor-faktor ini tidak dapat diubah, mengelola faktor-faktor yang dapat dikendalikan tetap penting untuk meminimalkan dampaknya.

  1. Faktor genetik/keturunan: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Jika memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, periksakan tekanan darah secara teratur dan terapkan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko.

    Meskipun genetika berperan, gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko hipertensi bahkan pada individu dengan riwayat keluarga hipertensi.

  2. Usia: Seiring bertambahnya usia, elastisitas pembuluh darah menurun, meningkatkan risiko hipertensi. Periksakan tekanan darah secara teratur, terutama setelah usia 40 tahun.

    Penting untuk menjaga gaya hidup sehat di semua usia untuk mengurangi risiko hipertensi terkait usia.

  3. Jenis kelamin: Pria cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi sebelum menopause, sementara wanita setelah menopause memiliki risiko yang sama atau lebih tinggi dibandingkan pria. Wanita perlu memperhatikan risiko hipertensi setelah menopause.

    Baik pria maupun wanita perlu memperhatikan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko hipertensi.

  4. Penyakit penyerta: Kondisi medis seperti penyakit ginjal kronis, diabetes, apnea tidur, dan gangguan hormon dapat menyebabkan atau memperburuk hipertensi. Kelola penyakit penyerta dengan baik untuk mengurangi risiko hipertensi.

    Penting untuk bekerja sama dengan dokter untuk mengelola penyakit penyerta dan meminimalkan dampaknya terhadap tekanan darah.

  5. Mutasi gen atau kelainan genetik: Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi. Konsultasikan dengan dokter jika dicurigai adanya kelainan genetik yang dapat menyebabkan hipertensi.

    Pemantauan dan pengelolaan medis yang tepat sangat penting untuk mengelola hipertensi akibat kelainan genetik.

Kesimpulannya, memahami tekanan darah tinggi karena apa, sangat penting untuk pencegahan dan pengendaliannya. Meskipun beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat secara signifikan mengurangi risiko hipertensi dan komplikasi yang terkait.

Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan rutin dan saran mengenai gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya